Wednesday, January 10, 2018

Tuti Ismail

Meraup Pajak di Pilkada Serentak




Beberapa peristiwa besar akan terjadi sepanjang  tahun 2018 mulai dari Asian Games, pertemuan tahunan Bank Dunia – IMF, Imlek, Idul Fitri, Natal sampai Pilkada serentak. Meski KPU RI menetapkan Pilkada pencoblosan baru akan dilangsungkan pada 27 Juni 2018, namun geliat pesta demokrasi tersebut sudah mulai terasa.
Di tahun politik ini, sebanyak 171 daerah, terdiri dari 17 provinsi, 39 kota dan 115 kabupaten akan menyelenggarakan Pilkada serentak. Jumlah tersebut lebih besar dari Pilkada serentak tahun 2016 yang lalu yang hanya berlangsung di 101 daerah. Tahun 2019 yang akan datang Indonesia juga akan melangsungkan Pilpres. Mendekati akhir tahun 2018, persiapan Pilpres juga dipastikan akan mulai dilakukan.
Laiknya pada setiap pesta yang tidak hanya dipenuhi dengan sorak sorai, belanja atau konsumsi masyarakat pun diperkirakan akan meningkat. Sebagaimana dikutip Republika1) , Sri Mulyani pada kesempatan “Dialog Perkembangan Makro Fiskal 2017 dan Langkah-langkah Kebijakan Makro Fiskal 2018” di Kantor Kemenkeu Jakarta, Senin (8/1) mengemukakan harapannya bahwa beberapa peristiwa yang terjadi pada 2018 akan bisa meningkatkan konsumsi masyarakat.
Maka tidak heran jika pada pertumbuhan ekonomi pada RAPBN 2018 diproyeksikan menyentuh angka 5,4% atau meningkat dibandingkan target dalam APBNP 2017 yang dipatok di angka 5,2% (Kementerian Keuangan menyatakan capaian pertumbungan ekonomi 2017 ada di kisaran 5,05%). Jika Pilkada serentak diharapkan mampu menggerakkan pertumbuhan ekonomi, pun demikian dengan dampaknya bagi penerimaan pajak.
Penerimaan dari sektor perpajakan pada RAPBN 2018 diharapkan mampu menembus angka Rp1.618,1 triliun (penerimaan pajak – PPh Migas Rp38,1 triliun dan Pajak Non Migas Rp1.385,9 triliun serta Kepabeanan dan Cukai Rp194,1 triliun) atau tumbuh 10% dari outlook 2017 sebesar Rp1.472,7 triliun.
Berdasarkan konferensi pers APBN 2018, pemerintah optimis dapat mengisi pundi-pundi penerimaan negara tersebut melalui beberapa langkah-langkah perbaikan perpajakan seperti Automatic Exchange of Information (AeoI), penyempurnaan basis data dan sistem informasi perpajakan, meningkatkan kepatuhan wajib pajak dengan membangun kesadaran pajak melalui e-service, mobile tax unit, KPP Mikro dan outbond call, pemberian insentif perpajakan serta peningkatanan pelayanan dan efektifitas organisasi melalui perbaikan Sumber Daya Manusia (SDM) dan regulasi.
Outlook APBN 2018 menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi tahun 2017 yang terbilang sehat dan stabil dimotori oleh meningkatnya permintaan domestik.Head of Intermediary Business Scroders, Teddy Oetomo merinci sejak tahun 2004, tren konsumsi Rumah Tangga (RT) akan mengalami kenaikan satu tahun sebelum Pilpres.
Hal ini juga terjadi di sebelum Pilpres dan Pileg 2009 dan 2014. Namun, turun setelah Pilpres dan Pileg berlangsung. Konsumsi pemerintah pun juga memiliki pola yang sama.2) Dengan demikian tidak berlebihan jika peningkatan konsumsi masyarakat yang didorong oleh berlangsungnya pesta demokrasi di tahun 2018 ini akan juga bergandengan dengan peningkatan penerimaan pajak. Peningkatan sektor pajak yang dimaksud adalah pada penerimaan pajak Non Migas, yaitu Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Beragam aktivitas pada pesta demokrasi melekat di dalamnya aspek perpajakan. Adanya kampanye di masa-masa menjelang Pilkada serentak tahun 2018 persiapan Pilpres yang akan dimulai pada akhir 2018 akan meningkatkan belanja baik barang maupun jasa di masyarakat. Kampanye dengan mengumpulkan banyak massa di suatu tempat setidaknya membutuhkan biaya sewa baik sewa gedung dan peralatan, penyediaan atribut seperti umbul-umbul dan bendera, leaflet, suvenir, jasa penyelenggaran kegiatan, katering sampai jasa transportasi.
Katakanlah kampanye dilakukan di sebuah gedung pertemuan maka atas sewa yang dibayarkan terutang PPh Final atas sewa tanah dan/atau bagunan sekaligus PPN. Pun demikian dengan pengeluaran lainnya dimana atas konsumsi tersebut melekat PPN di dalamnya. Suatu transaksi penyerahan barang atau jasa seperti sebuah mata uang, ia akan memberi dampak perpajakan baik bagi penyedia maupun pihak yang memanfaatkan barang atau jasa tersebut.
Bagi penyedia barang dan jasa kegiatan tersebut menghasilkan pendapatan yang jika mendasarkan pada UU Pajak Penghasilan adalah objek PPh. Jika penyedia barang adalah pengusaha kecil dengan omset di bawah Rp4,8 milyar/tahun, maka sesuai dengan PP 46 Tahun 2013 pajak berkaitan dengan penyediaan barang (PPh dengan tarif 1% dari nilai penyerahan) akan langsung mendongkrak penerimaan pajak di tahun 2018.
Dari 17 provinsi yang menggelar Pilkada serentak terdapat tiga provinsi dengan populasi penduduk terbesar di Indonesia yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ketiga provinsi tersebut tercatat juga sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi Indonesia. Karenanya dapat dibayangkan bagaimana menggeliatnya aktivitas ekonomi selama pesta demokrasi tersebut di sana. Capaian penerimaan pajak tahun 2017 di tiga provinsi tersebut yang sudah baik diperkirakan akan semakin melonjak pada tahun yang akan datang.
Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Lampung, Riau dan Sumatera Selatan adalah provinsi lainnya yang juga menyelenggarakan Pilkada serentak. Daerah tersebut adalah sebagian daerah yang selama ini mengandalkan penerimaan pajak dari komoditas dan pertambangan.
Sebelum harga komoditas dan pertambangan menukik di tahun 2015 capaian penerimaan pajak pada daerah-daerah yang mengandalkan komoditas dan pertambangan sangat unggul. Meskipun harga komoditas membaik dan beberapa pertambangan sudah mulai beraktivitas karena sudah mulai beroperasinya smelter di tahun 2017, namun peningkatannya belum kembali ke masa jaya  sebelum tahun 2014. Bahkan diperkirakan akan kembali menurun di tahun 2018 diperkirakan akan melambat.
Maka momentum Pilkada serentak yang adalah potensi baru yang harus segera disambut dan disikapi oleh aparat pajak setempat agar masyarakat yang terlibat dalam aktivitas ekonomi yang timbul diseputar kegiatan tersebut menjalankan kewajiban pajaknya berdasarkan ketentuan yang berlaku. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggencarkan sosialisasi kewajiban perpajakan lebih masif lagi utamanya ke daerah-daerah yang menyelenggarakan Pilkada serentak.(*)

Tulisan telah dimuat di http://www.pajak.go.id/article/meraup-pajak-di-pilkada-serentak
Read More
Tuti Ismail

Grill Me, Pontianak Panggang Saya !!



Dengan mata berkaca-kaca menahan amarah, Ambar berteriak sambil menyodorkan pipinya yang mulus,"tampar saya mas. Tampar !"

Wajah Mas Pri memerah menahan amarah. Giginya mengeluarkan bunyi gemeletuk, seakan ingin dikunyah sampai lumat wanita di hadapannya itu. Meski begitu tak sedepa pun dirinya mendekat. Tangannya mengepal. Sama sekali tidak menyambut tantangan Ambar untuk mendaratkan tamparan di pipinya. Sebagai lelaki pantang menyakiti wanita seberapa pun jengkelnya. Mas Pri memang lelaki sejati. Bermartabat. Idaman tiap wanita yang menonton adegan itu. Pun demikian dengan saya. Sinetron Noktah Merah Perkawinan memang lagi hits waktu itu. Di tahun 1996, Cok Simbara sebagai pemeran utama (Mas Priambodo) memang lagi ganteng-gantengnya. Apalagi Ayu Ashari yang berperan sebagai Ambarwati, kece abis !

Jeritan Ambar ke Mas Pri ini mirip sama jeritan beef bulgogi, beef blackpaper, dori sweet & sour dan squid  red hot, chicken smoked, corn dan enoki.

"Panggang aku mas ... Panggang !" 🔥🔥


Sabar. Sebentar lagi juga dipanggang. Pinggannya nih belum panas. Saya bukan Mas Pri, jadi nggak pake kasihan, tega saya. Beef bulgogi dan teman-temannya langsung dipanggang di atas pinggan panas yang sudah dilelehi margarin. Dibolak balik sampai matang. Saya paling suka memanggang dori. Suka dengan perubahan warnanya kalau di atas pinggan, dari putih terus kemerahan. Mirip pipi anak saya yang berubah jadi merah waktu cerita di sekolahnya ada anak gadis kelas sebalah yang cantik, padahal pas ditanya kenal apa enggak ? Dia jawab sambil nyengir,"nggak kenal, Ma." Idih !

Terakhir lembaran-lembaran keju mozarella dimasukkan. Mozarella senang bukan kepalang bergabung bersama teman-temannya di atas pinggan. Menangis tersedu hingga meleleh. Malam ini di Resto Grill Me,  jalan Sumatera, Kota Pontianak.

Resto ala-ala Korea ini memang lagi hits di Pontianak. Beef bulgogi dan temen-temannya yang dipeluk lelehan mozarella pas dimakan dengan selembar selada air dan semangkuk nasi putih. Segelas Thai Tea dingin menyempurnakan malam saya di kota ini.

Pontianak, panggang saya  !!!
Read More

Tuesday, January 9, 2018

Tuti Ismail

Kretek Kewek 1872 Dari Jembatan Ke Roti Bakar




Gerimis baru berangsur pamit menyusul matahari yang sejak tadi mohon diri.  Motor-motor lalu lalang di sepanjang jalan Abu Bakar Ali.  Seperti kunang-kunang yang baru keluar dari pingitan. Lenggak lenggok memamerkan cahaya dari lampu di kepalanya. Malam itu di Yogyakarta.

Adalah Kedai Roti Bakar Kretek Kewek 1872 tempat kami singgah.  Kedai Roti Bakar Kretek Kewek 1872 berada di jalan Abu Bakar Ali No. 2A, Kotabaru, Yogyakarta. Sebenarnya kami (saya dan suami serta seorang kawan) tidak sengaja singgah di kedai ini. Awalnya kami hanya ingin menghabiskan waktu menunggu jarum jam menunjuk ke angka 21.30 wib sambil ngopi-ngopi gaul.  Pukul 22.00 wib saya dan suami sudah harus duduk manis di dalam mobil travel menuju Semarang. Tidak kurang dari lima belas menit berputar-putar mencari kedai kopi dan tidak kunjung jumpa, hingga akhirnya kami sampai di jalan Abu Bakar Ali.

Kedai Roti Bakar Kretek Kewek 1872 sangat mencolok. Tempat yang sangat kekinian dan cozy. Setelah memasuki kedai ini hingga ujungnya saya menduga sepertinya memang sengaja didesign seasik mungkin, bahkan agar bisa menghasilkan foto-foto yang pantas untuk dipamerkan. Meminjam istilah Zaidan, "foto di sini bakal instagramable banget nih."

Saya penasaran. Sungguh. Kretek Kewek itu apa ?

Setelah cari tahu sana sini sampailah saya pada pengetahuan bahwa Kretek Kewek itu artinya jembatan Kewek. Kretek dalam bahasa jawa yang berarti jembatan. Sementara Kewek adalah nama tempat. Kretek Kewek hanya dilalui oleh kereta api dan melintas di atas sungai Code dan di atas jalan arah menuju Jl. Abu Bakar Ali, kawasan Kotabaru.

Karena konstruksi rel kereta api yang ada di kretek kewek berada di atas jalan raya dan dibangun untuk menghindari perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan jalan raya, maka dalam dunia perkeretaapian disebut juga viaduk. Viaduk Kereta Api Kewek, dibangun oleh NIS (Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij) pada tahun 1872. Panjang bentang Viaduk Kewek 72 meter, terdiri atas 4 pilar konstruksi. Letaknya antara Stasiun Tugu dan Stasiun Lempuyangan. Dulu ada jembatan menuju sebuah gereja, di seberang Kali Code. Belanda menamainya Jalan Kerkweg. Lambat laun, orang menyebut Kreteg Kewek (Kretek = jembatan).

Menu

Kedai Roti Bakar Kretek Kewek 1872 menyajikan aneka roti bakar, dari yang berisi coklat dengan topping keju parut sampai berlumur ice cream strobery nan lezat. Tinggal pilih. Beragam minuman panas dan dingin ditawarkan untuk para pelanggan.

Paling menggoda selera adalah sajian kopi joss (kopi dengan tambahan briket arang yang dipanaskan hingga 250 derajat celcius dan dimasukkan ke dalam seduhan kopi). Kopi joss di luar negeri populer dengan sebutan The Charcoal Coffee. Joss ...


Malam  itu kami memesan segelas susu coklat dingin, kopi susu dan kopi tarik. Seporsi roti bakar dengan isi coklat dan topping ice cream dan seporsi lagi roti bakar dengan topping keju parut. Pesanan saya pribadi adalah segelas  susu  coklat dingin. Kok nggak pesan kopi joss ? Iya enggak. Makanya tadi saya bilang kopi joss hidangan yang sangat menggoda, tapi nyatanya godaan segelas susu coklat dingin bagi saya lebih joss (ingat soal selera tidak boleh diperdebatkan. Hehe 😊).

Buat yang berminat mencoba kopi joss menurut para ahli, kandungan kafein dalam kopi joss dipercaya lebih rendah karena dinetralisir oleh arang yang juga berfungsi mengikat polutan dan racun jika arang di bakar dengan suhu 250 derajat celcius. Arang yang dibakar dengan suhu tersebut  secara alami akan merubah arang menjadi karbon aktif yang berfungsi mengikat polutan dan racun yang ada dalam tubuh (saya jadi teringat obat berbahan dasar karbon untuk mengatasi  masalah pencernaan).

Lagi di Yogyakarta dan pingin ngemil sambil ngopi-ngopi kece ? mampir aja ke Abu Bakar Ali No. 2A.
Read More