Sunday, July 24, 2016

Tuti Ismail

SUDAH KU BILANG



Sebagai orang tua pernah nggak kamu-kamu ditanya oleh anak-anak ketika menyampaikan sesuatu, bukan dengan pertanyaan "apa" tapi pada pertanyaan "mengapa". Saya pernah. Pertanyaan itu kerap kali diajukan anak saya, apalagi jika yang saya sampaikan menyangkut dirinya. Dia akan terus bertanya ... bertanya lagi.. lagi dan lagi sampai dia merasa bahwa jawaban saya masuk akal  dan tidak mengada-ada.


Awalnya saya kaget, dia tidak sama seperti saya sewaktu kecil .... saya baru tersadar, ya jelas aja sih kami kan beda generasi (Generasi X (The Baby Bust) vs generasi Z (Generation Net) : Don Tapscott dalam bukunya Grown Up Digital). Tapi lama-lama sebagai orang tua saya dan mungkin juga kamu terbiasa dengan anak-anak model begini, atau bahkan mulai ketularan dengan pola pikirnya... kalau ada peraturan baru di kantor yang ditanya adalah mengapa sih harus begini... mengapa nggak begitu aja... mengapa harus saya... dan yang terakhir kalo saya nggak lakukan memang apa akibatnya..... hmmm


Pertanyaan terbesar dari anak (anak kedua) yang saya ingat adalah saat saya menyampaikan jika selepas TK dia akan bersekolah di SD yang sama dengan kakaknya, sebuah SD Islam Terpadu. Pertanyaan dia saat itu bukan nanti dibelikan tas dan sepatu baru atau tidak ? tapi "mengapa aku harus sekolah di sana?" Saya waktu itu menjawab asal saja pertanyaan anak usia 5 tahun 3 bulan itu "biar nanti kalo nganter ke sekolah satu tujuan dengan kakak, jadi bisa sekalian". "Kalo biar sama tujuannya, kenapa nggak di SD Negeri itu aja, kan sebelahan sama sekolah kakak ? Kalo di SD itu kan aku pulangnya cepet, gratis lagi... mamah jadi nggak usah bayar sekolah, kan ??. Nando (temennya) juga sekolah di sana kok, mah ?" tanyanya lagi. "Sekolah di tempat kakak itu bagus, Dek. Yah pokok nya mamah maunya adek sekolah di sana ?" Kata saya berusaha mengakhiri perdebatan. "Kalo SD Negeri itu nggak bagus kok mamah dulu sekolah di sana ? Berarti mamah kurang bagus donk !!!" tanya lagi dia.
Maaakkkk nih bocah ...."bukan SD Negeri nggak bagus, bagussss.... tapi mamah pingin adek jadi anak yang paham agama" jawab saya. Sebelum dia sempet menarik nafas siap-siap untuk memberondong saya dengan basoka yang berisi ribuan pertanyaan, saya jelaskan lagi "mamah pingin adek dapet porsi belajar agamanya lebih banyak... Mamah pingin adek bisa mengaji, shalatnya bener, akhlaknya juga baik, lebih baik dari mamah dan papah. Percaya deh sama mamah kalo nanti adek sudah besar akan malu kalo nggak bisa ngaji, apalagi adek anak laki-laki. Laki-laki itu akan jadi pemimpin keluarga kelak, akan jadi imam shalat. Masa imam shalat nggak bisa ngaji ? malu lah.... Mamah sama papah ini kan dua-duanya bekerja, waktunya sama adek lebih sedikit dibandingkan waktu mamah atau papah kecil sama eyang dulu. Memang sih kewajiban mamah sebenernya mendampingi dan mendidik adek, cuma faktanya kan sekarang kondisinya berbeda dengan dulu waktu mamah kecil". (Bahasanya aneh nggak sih buat anak umur 5 tahun ?? Hehehe iya sih... biar ajalah... ) Dia diam.... nggak tau paham apa nggak... tapi trus bilang "ya udah deh". Kalo dia sudah bilang 'Ya udah deh' itu tandanya dia setuju dengan pendapat saya... byyuuuhh akhirnya  #lapkeringet


Di sisi lain, pada dunia orang dewasa beberapa hari belakangan berseliweran ajakan, anjuran, dan saran untuk ikutan Amnesti Pajak. Meski saya orang pajak tapi jujur saja mungkin saya tidak lebih tau dari kamu, taunya cuma sedikit ... secuil ... tapi karena taunya secuil trus saya jadi penasaran kenapa sih harus ikut Amnesti Pajak ?? Memang apa untungnya buat saya ?? Trus kalo saya nggak mau ikut memangnya kenapa ??


ERA KETERBUKAAN SEGERA TIBA


Pemerintah akan segera membuka data-data pajak termasuk transaksi keuangan dan   perbankan kepada negara-negara G20 paling lambat tahun 2018. Rencana ini telah menjadi salah satu kesepakatan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Pertukaran data  secara otomatis atau dalam bahasa kerennya Automatic Exchange of Information (AEoI) ini akan dilaksanakan serempak oleh negara-negara G20 (total 79 negara, 57 negara akan melaksanakan di 2017 dan 40 negara di 2018 -- Indonesia termasuk di dalamnya) bersama Organization of Economic Co-operation Development (OECD).

Bahkan dengan Amerika Serikat pertukaran informasi perpajakan akan dilakukan lebih cepat yaitu pada September 2017, meliputi data transaksi keuangan yang meliputi perbankan dan non perbankan. Amerika Serikat adalah negara yang mensponsori Foreign Account Tax Compliance Act (FATCA).
Kesepakatan pertukaran data perbankan ini akan dilakukan melalui Common Reporting Standard (CRS).

Kalau sudah ada pertukaran data perpajakan antar negara gini trus cemana lah  bisa sembunyikan harta, ya nggak bisa lagi .... semuanya akan transparan setranspran kaca jendela nako di rumah saya.

Ah paling cuma bohong ...
Nggak, ini serius... nggak percaya ??
Saat ini langkah ke arah sana sudah dilakukan, karena Menteri Keuangan sudah mengeluarkan PMK-125/PMK.010/2015 tentang Tata Cara Pertukaran Informasi tanggal 7 Juli 2015.
http://m.kontan.co.id/news/data-perbankan-terbuka-mulai-2017

Soal pentingnya transparansi ini bukan dalam rangka gaya-gayaan biar dibilang ngtren dan nggak ketinggalan jaman dengan negara lain, tapi karena kita sudah jengah... Seluruh dunia jengah sama kelakuan para pengemplang pajak. Problem adanya orang-orang yang menghindar pajak dialami oleh banyak negara, bukan cuma Indonesia bahkan negara-negara maju kaya Amerika pun ngerasain. Jadi semua negara sekarang tentu ingin "merebut" hak pemajakannya.  Masa cari makan dan memanfaatkan fasilitasnya di sini, uangnya disimpen dan bayar pajaknya di tetangga. Atau meski simpen hartanya di sini nggak tau atau pura-pura nggak tau kalo harus bayar pajak. Nggak asik ah !!

Setelah sumber daya alam menipis, sebagai sumber pembiayaan pembangunan bangsa tentu pajak adalah sumber pembiayaan yang paling mandiri. Bahkan negara kaya minyak sekali pun, kini mulai melirik untuk menerapkan pajak di negaranya
http://m.detik.com/finance/read/2016/04/26/133817/3196876/1034/hilangkan-ketergantungan-minyak-arab-saudi-terapkan-pajak-barang-mewah

Jadi menurut saya, mengapa Amnesti Pajak perlu dilakukan sekarang sebetulnya adalah bentuk rasa sayang negara pada rakyatnya, sebagai media untuk saling 'nasehat menasehati' juga, agar bersama-sama dapat menjalani hidup yang lebih baik ke depan.

Jika timbul pertanyaan  mengapa mesti 'dihukum'  dengan harus membayar uang tebusan, atau pada klausul siap-siap saja buat yang ketahuan menyembunyikan harta maka harta yang ketahuan akan dianggap sebagai penghasilan di tahun itu dan ditagih pajaknya, begitu pula pada yang main-main dan masih menyembunyikan harta meski mengikuti Amnesti Pajak bakal kena sanksi 200%... (soalnya enak aja, dah dapet fasilitas penghapusan sanksi, nggak kena periksa, sampai pidana pajaknya dihapus tapi Amnesty Pajaknya main-main),  saya sih percaya bahwa negara tidak pernah berniat mengambil keuntungan dari 'menghukum' rakyatnya....  yang dilakukan semata-mata adalah upaya untuk menjaga norma-norma. 


----- ketika setahun yang lalu KRL Bekasi - Kota berjalan sesuai jadwal tepat pukul 06.00 wib pagi, meninggalkan seorang gadis cantik yang berlari bak seorang sprinter di sepanjang peron Stasiun Klender Baru sampai hak sepatunya patah pas pukul 06.05 wib, bukan karena masinisnya kejam dan nggak berdesir pada kibasan rambut panjang hitam  dan lambaian manjanya kala itu ..... tapi karena sang masinis menghargai seorang anak kecil dengan tas ransel di pundak dan tas bekal makan pagi yang ia peluk erat-erat sejak pukul 05.30 wib, terkantuk-kantuk duduk sendirian di pojok stasiun ... tiba-tiba  terbangun oleh  gelak tawa roda yang sedang bersenda gurau dengan  rel, lalu berjalan sigap memasuki rangkaian gerbongnya pukul 05.59 wib ------


     -------- karena waktu terlalu lelah menunggu mereka yang tak mau ---------


Suatu malam saat ibu dan anak kedua sedang berduaan, tiba-tiba sang anak berkata "untung dulu mamah sekolahin aku di sekolah kakak. Aku jadi bisa ngaji, temen-temen aku banyak yang nggak bisa ngaji... yang nggak bisa ngaji tiap hari orang tuanya bergiliran dipanggil ke sekolah trus dimarahin sama guru agama 'kenapa anaknya nggak diajarin ngaji sejak kecil !!!' Malu ya mah kalo sampe gitu..." Saya cuma menarik nafas panjang tanda syukur. Rupanya percakapan sembilan tahun yang lalu masih dia rekam dan lebih lagi dia paham dengan apa yang saya maksud meski dalam perspektif yang paling sederhana yaitu "malu", hingga saya pada hari ini nggak perlu lagi bicara "MAMAH BILANG  JUGA APA ..... "


#funtax

#enjoyamnestipajak


24 juli 2016
Masih dari tempat yang sama, Pontianak
Tuti Ismail

Read More

Saturday, July 23, 2016

Tuti Ismail

ADA GARUDA DI PONTIANAK

foto : Istana Kadriah













Dear Pontianak... kamu apa kabar ??? Sudah 11 bulan 3 hari di sini bersamamu tapi belum juga lunas hutang janji pada diri sendiri untuk menulis kisah ini... kisah tentang kamu... PONTIANAK
Mungkin karena letaknya yang di Kalimantan banyak yang mengira kalo Pontianak itu masuk WITA, padahal yang betul tuh sama dengan Jawa dan Bali, masih WIB. Ya iyalah WIB... liat aja di peta... Pontianak kan cuma segaris lurus dengan Jakarta... cuma 1 jam 15 menit kalo naik pesawat. Kalo pinjem istilah anak saya cuma "sekali mimpi aja" ... hehe
Pontianak, kota di tepian Kapuas ini didirikan oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie pada tahun 1771 M. Hal menarik seputar sejarah berdirinya kota Pontianak adalah adanya legenda mengenai kuntilanak dan meriam. Kabarnya pada saat membuka lahan hutan untuk dijadikan kediaman, Sultan dan para pengikutnya kerap diganggu oleh kuntilanak tetapi akhirnya Sultan berhasil mengusir kuntilanak dengan cara menembakkan meriam ke 3 titik, hingga kuntilanak takut dan lari kocar kacir .. heroik banget yaaa.. http://m.detik.com/…/kuntilanak--meriam-begini-asal-muasal-…

Tiga titik dimaksud di atas adalah lokasi Istana Kadriah (Istana Kesultanan Pontianak), Masjid Jami Sultan Abdurrahman dan kompleks pemakaman keluarga Kesultanan Pontianak.

Masjid Jami Sultan Abdurrahman yang berjarak -/+ 200 m dari Istana Kadriah adalah bukti nyata keshalehan Sultan Syarif Abdurrahman sebagai pendiri Kota Pontianak. Masjid kokoh berbahan kayu besi. Masuk dan shalatlah di dalamnya.... rasa sejuk dan nyaman mestinya. Masjid yang ditopang oleh 6 tiang utama ini memang asik sekali, kabarnya salah satu tiang yang berada di sebelah kanan depan adalah sebuah pohon kayu besi yang masih berakar sampai ke dalam. Hmmm kerennnn .... besarnya pun luar biasa... cobalah peluk tiang itu dijamin nggak akan sampai tangan ini...
Masjid Sultan Syarif Abdurrahman
Di depan Masjid Jami Sultan Abdurrahman halaman luas terhampar menghadap ke aliran deras Kapuas. Lalu lalang speedboat yang menyebrangkan penduduk menuju Pasar Tengah dan sebaliknya menambah ciamik pemandangan. Maka sesungguhnya Pontianak sebagai water front city telah bermula sejak awalnya...
From Istana Kadriah to Masjid Jami

Sekarang yukkk intip2 Istana Kadriah itu....
Istana Kadriah terletak di Pontianak Timur. Istana berbahan Kayu Ulin atau Bulian atau yang biasa kita kenal dengan Kayu Besi (dalam bahasa kerennya Eusideroxylon Zwageri) ini masih kokoh berdiri, padahal telah berdiri sejak 1771 M.
Istana Kadriah tampak dalam

Sebenernya sih kita nggak perlu heran juga, soalnya selain dirawat dengan cukup baik, Eusideroxylon Zwageri ini adalah kayu dengan kualitas paling kece ... khas hutan Kalimantan. Kayu ini kuatnya minta ampun, sulit untuk digergaji dan anti rayap... pantesan banyak orang yang kesemsem sama nih kayu... pertanyaanya yang terus berputar dalam kepala saya adalah masih adakah ia di hutan Kalimantan ?? ‪#‎hmmm‬

Dengan pemilihan warna kuning gonjreng yang mendominasi, saya kok yakin kalo pendiri Kesultanan Pontianak ini adalah orang yang penuh optimisme... semangat... dan kekinian banget. Jadi pantesan aja pas kesana mendadak semangat... meski baru semangat foto2 sih hehehe....
Yang perlu dan penting banget untuk diketahui para pengunjung adalah istana ini menjunjung tinggi adat kesopanan. Beneran... coba aja kesana pake celana pendek... kamu pasti diminta pakai sarung... malu lah masa mau ketemu sultan sambil pamer gitu... auratmu itu loh... auratmu !!!
Bersama Sultan Syarif Abu Bakar bin Syarif Mahmud Alkadrie

tapi yang dah terlanjur sampe sana ya nggak disuruh pulang sih, Istana Kadriah sudah menyiapkannya kok... ‪#‎baik‬ ya, cc pria bersarung dalam gambar... hehehe
Istana Kadriah saat ini tidak ditempati oleh Sultan Syarif Abu Bakar bin Syarif Mahmud Alkadrie (Sultan Pontianak ke VIII), jika beruntung sebenarnya bisa juga kok kamu berjumpa dengan belio, seperti kami di sore itu. Tempat tinggal pribadi Sultan sendiri ya nggak jauh juga sebenarnya dari Istana Kadriah sebab cuma di belakangnya aja. Sultan yang sangat ramah dan rendah hati, "maaf saya duduk di atas ya..." kata belio saat saya dan kawan2 meminta ijin untuk foto bersama. Ah Sultan, baik bener ..... saya jadi tersipu malu.... ‪#‎cekrek‬ cekrek
Sultan Hamid II semasa  muda

Deretan foto2 dari wajah2 yang asing bagi saya tersusun rapi di dinding ruang dalam istana. Saya terpikat pada foto lelaki muda dalam foto tua yang terpampang di dinding. Sapose ??? Pihak istana yang menemani saya kala itu menjelaskan.... masa sih nek, dese ra mudeng !!?? Belio lah Sultan Hamid II (Sultan Pontianak ke VII) yang bernama asli Sultan Abdul Hamid Alkadrie. Melihat foto Sultan Hamid II kala muda rasanya siapapun bakal jatuh cinta deh, suerrrr... ini kalo dalam bahasa kekinian tuh 'gantengnya nyundul langit' alias ganteng banget. Tapi buat saya, belio di masa dewasanya terlihat lebih menarik... sangat kharismatik ‪#‎kok‬ jadi ganjen, bu ??

Pada masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS) belio pernah menjabat sebagai Menteri Negara Zonder Portofolio. Sebagai Menteri Negara Zonder Portofolio, belio ditugaskan oleh Presiden Soekarno untuk merencanakan, merancang, dan merumuskan gambar lambang negara. Pada 10 Januari 1950 terbentuklah Panitia Lencana Negara dengan belio sebagai koordinatornya.
Sultan Hamid II bersama Presiden Soekarno di Yogyakarta
Panitia ini bertugas untuk menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah. Singkat cerita terdapat dua rancangan terbaik yaitu rancangan Sultan Hamid II dan M. Yamin, dan akhirnya usulan lambang negara dari Sultan Hamid II berupa Burung Garuda yang akhirnya dipilih oleh pemerintah. Repro rancangan lambang negara yang telah mendapat persetujuan Presiden Soekarno terpajang dalam bingkai cantik pada dinding Istana Kadriah. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sultan_Hamid_II

Bagai rangkaian puzzel yang hilang dalam sempitnya pengetahuan saya akan sejarah bangsa ini akhirnya bertemu. Pantulan bukti kisah kasih Patih Logender dari Majapahit dengan Putri Dara Juanti dari Kesultanan Sintang ternyata sampai juga hingga Pontianak, membentuk inspirasi cinta...
Menginsiprasi putra bangsa dalam merancang gambar lambang negara. Meski pada perjalanannya lambang negara usulan Sultan Hamid II mengalami penyempurnaan hingga seperti saat ini, namun dari sana lah semuanya bermula, PONTIANAK dan SINTANG. http://m.antaranews.com/…/patung-burung-garuda-kesultanan-s…
Perjalanan rancangan Lambang Negara - Burung Garuda
Lambang Negara dengan disposisi Presiden Soekarno (copy)

.... kagum pada ketajaman nalurimu, dari indahnya budimu..... pada mereka yang telah memilih lambang negara yang terispirasi dari rasa CINTA.... http://m.liputan6.com/…/kisah-cinta-patih-majapahit-di-bali…
Saya berdiri pada gazebo di tepian Kapuas.... menatap lurus ke hulu, memandangi matahari yang pamit pulang.... merasai hembusan angin yang menerbangkan ujung2 jilbab ...membayangkan.... setelah episode "Ada Apa Di Sintang" dua minggu lalu.... mestinya siquel "Garuda di Dadaku" dimulai dari sini....


Pada pukul 22.34 WIB, 1 Juni 2016
Masih di Hari Kelahiran Pancasila


‪#‎daritepianKapuas‬

Read More
Tuti Ismail

BELAJAR KOPI DARI SANG PEMILIK (2)

Penasaran kah kita dengan bagaimana dari buah kopi yang bentuknya macam buah kersen bisa diolah menjadi minuman yang nikmat ?? Oleh2 dari Musium Kopi Banaran bukan cuma rasa pahit dari secangkir kopi arabika yang masih terasa di tenggorokan, tapi juga kesempatan bisa kenalan langsung sama yang namanya pohon kopi berikut buah kopi dan cara mengolahnya hingga menjadi biji kopi lantas berubah menjadi kopi bubuk....

Buah kopi yang baik untuk dipanen adalah buah yang sudah matang atau telah berwarna merah ceri. Buah muda yang masih hijau yang terbawa saat panen meski tetap bisa diolah perlu proses pengolahan yang berbeda dan lagi tidak mempunyai kualitas prima.

Buah kopi jika kita kupas mempunyai bagian2 yaitu kulit buah, daging buah, kulit tanduk (keras menyerupai batok kelapa), lendir dan kulit ari baru menuju pada bagian yang disebut biji kopi.

Biji kopi inilah yang kemudian setelah diolah lebih lanjut hingga menjadi bubuk kopi atau kopi bubuk menemani pagi saya di rantau. :D :D

Dalam pengolahan kopi dikenal dua sistem yaitu wet prosses (proses basah) dan dry prosse (proses kering).

*/ WET PROSSES biasanya digunakan untuk buah kopi yang telah matang (kualitas baik) agar menghasilkan biji kopi dengan kualitas prima. Pada beberapa literatur disebutkan bahwa proses ini lebih mahal daripada dry prosses. Menurut saya ya wajar sih kan hasilnya juga nanti akan beda kualitas dengan buah kopi yang diolah dengan dry prosses hehehe

*/ DRY PROSSES adalah cara pengolahan yang biasa dilakukan untuk buah kopi yang masih muda (hijau) atau buah kopi hasil sortasi dari wet prosses. Proses ini lebih murah ... pastinya !! :D

--- WET PROSSES ---
Setelah buah kopi dipanen lalu dilakukan sortasi tujuannya untuk memisahkan buah kopi matang (merah), buah cacat, buah muda (hijau/kuning) dengan kotoran. Sortasi sangat penting sebab biji kopi dengan kualitas fisik yang prima yang dihasilkan dari buah yang matang (9 bulan baru dipanen) akan menghasilkan cita rasa kopi yang yahud punya. ‪#‎asik‬ :D

Sortasi bisa dilakukan langsung dengan memisahkan buah kopi yang matang (merah) dengan buah kopi muda (hijau) atau dengan cara buah kopi direndam dalam air di bak penampungan (bak siphon) buah kopi yang baik akan tenggelam sementara buah cacat (kualitas kurang baik) atau buah yang masih muda (hijau) akan mengambang.

Di pabrik kopi banaran proses sortasi dengan menggunakan cara yang kedua.

--- PENGUPASAN KULIT BUAH dan PENGHILANGAN LENDIR ----
Buah kopi selanjutnya dikupas secara mekanis untuk menghilangkan kulit buah dan lendir dengan dimasukkan dalam alat yang bernama raung (pada proses ini menggunakan air). Selanjutnya dimasukkan ke dalam solid pump. Solid pump berfungsi untuk memindahkan atau mengangkut biji kopi hasil pencucian ke dalam bak fermentasi.

--- FERMENTASI ---
Selanjutnya biji kopi yang telah dilakukan pengelupasan kulit buah dan dihilangkan lendirnya difermentasi. Pada pabrik kopi banaran fermentasi dilakukan dengan "menggelar" biji kopi yang basah di bak fermentasi selama beberapa jam. Proses fermentasi dilakukan untuk menghilangkan lendir yang masih tersisa pada lapisan tanduk.

--- PENGELUPASAN KULIT TANDUK---
Kulit tanduk adalah bagian yang paling keras (setelah biji kopi) dari buah kopi. Bicara kulit tanduk saya teringat pada batok kelapa... kata saya sih mirip.
Pengelupasan atau penggembusan kulit tanduk dengan menggunakan mesin yang bernama huller.

- SORTASI, Q CONTROL & PENGAYAKAN -

Setelah biji kopi di hilangkan lapisan tanduknya selanjutnya dilakukkan sortasi melalui pengayakan (diayak) dan dibagi menjadi ukuran S (5,5 mm), M (6,5 mm) dan L (7,5 mm). Selain disortasi berdasarkan ukuran biji kopi, pengecekan quality control juga dilakukan dengan lakukan sortasi atas rupa fisik biji kopi itu sendiri... apakah mulus tanpa lubang, berlubang... 1, 2, 3 ataupun bentuknya yang cacat. Biji kopi yang besar dan mulus tanpa lubang tentu dihargai tinggi.

DRY PROSSES

Pada dry prosses pengolahan buah kopi menjadi biji kopi lebi sederhana. Setelah kopi ditimbang lalu dijemur di bawah sinar matahari, lalu dikupas kulit tanduk dan kulit arinya dengan menggunakan huller. Selanjutnya biji kopi disortir dan dicek kualitasnya lalu diayak untuk menentukan ukurannya (S, M dan L).

Proses panjang dan melelahkan di atas serta ketepatan dalam penghitungan waktu melakukan serangkaian proses di atas turut andil dalam menentukan cita rasa kopi yang dihasilkan.

---PENGEPAKAN---
Setelah buah kopi diproses baik dengan wet prosses ataupun dry prosses seperti di atas biji kopi (green bean) dipacking dengan dimasukkan ke dalam karung goni. Untuk keperluan ekspor, biji kopi sampai proses inilah yang dikirim ke luar negeri. Proses roasting (sangrai / penggorengan) dilakukan sendiri oleh pembeli. Namun untuk kopi bubuk yang dijual di dalam negeri tentu proses roasting dilakukan di pabrik kopi banaran di Temanggung.

.... lantas kamu masih ngeluh hidupmu rumit ?? Padahal secangkir kopi kwalitas wahid diproses dengan begitu sulit .... ‪#‎glekbanget‬ :D :D

‪#‎Kenangansemarang‬
‪#‎Ngopiasik‬
Read More
Tuti Ismail

TENTANG KITA

.... TENTANG KITA ...


Seperangkat gamelan mas kawin Patih Loh Gender (Keraton Sintang)



Rupanya dari sinilah semuanya bermula... SINTANG. Sebuah kabupaten yang berada 395 km di sebelah timur Kota Pontianak. Dari Pontianak menuju Sintang dapat melalui perjalanan darat +/- 9 jam ... hmm lumayan ya... tapi kalau melalui udara tidak perlu waktu lama, hanya perlu waktu 30 menit kita sudah sampai di Sintang.

Bandar udara Susilo di Sintang adalah sebuah bandara kecil hanya pesawat jenis ATR saja yg bisa mendarat disini. Landasannya yang pendek mungkin salah satu penyebab tidak ada pesawat besar yang mampir kesini. Kenapa nggak diperpanjang aja sih landasannya ?? Ih nggak bisa cyyn... wong selepas jalan di depan landasan itu Sungai Melawi hehe

Keraton Al Mukarromah (Keraton Kesultanan Sintang) berada tepat di tepian pertemuan Sungai Kapuas dan Melawi. Masih di dalam kompleks keraton, berdiri megah Masjid Jami Sultan Nata yang dibangun pada abad 17 M (tahun 1672 M). Masjid ini kemudian dibangun lebih besar seperti ukuran saat ini oleh Sultan Nata Muhammad Syamsudin Sa'adul Khairiwaddin (Sultan Islam ke III). Sebenarnya awal mula masjid ini dibangun sudah sejak jaman pemerintahan Sultan Tunggal namun masih sangat sederhana sebab hanya dapat menampung 50 jamaah saja.

Semasa pemerintahan Sultan Nata pada tahun 1672 M juga telah dilakukan penulisan Al Qur'an secara manual (tulisa tangan) di atas kertas hologram (menurut kerabat istana diduga berasal dari Inggris). Tapi sayangnya penyimpanan Al Qur'an tua itu hanya ditutup dengan kaca yang dapat dibuka sewaktu2 jadi sangat rentan oleh pelapukan. Saya teringat di film 'White Colar' entah episode berapa penyimpanan benda dari kertas dengan umur yang sudah tua macam itu harusnya disimpan di ruang kedap udara, tujuannya untuk menghindari proses pelapukan akibat udara yang lembab. Mestinya ....

Sejujurnya saya sungguh kagum dengan pemilihan lokasi untuk keraton dan masjid ini, lokasi yang tepat di tepian dari pertemuan Sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Lokasi yang berada di tepian sungai saya duga karena pada saat itu sungai merupakan urat nadi perekonomian Sintang untuk lalu lintas perdagangan. Dari sisi pertahanan, lokasi ini juga strategis untuk melihat pergerakan pihak luar. Sementara itu masjid yg berada dalam kompleks keraton selain sebagai tempat ibadah seluruh umat Islam di Sintang juga merupakan simbol bahwa Kesultanan Sintang adalah Kesultanan Islam. Sultan pertama di Sintang yang memeluk agama Islam adalah Sultan Abang Pencin bergelar Pangeran Agung (1600 - 1643 M).

Beruntung, saat mengunjungi Keraton Sintang saya berjumpa dengan Sultan H. Raden Muhammad Ikhsan Perdana Kusuma Negara V (Pangeran Ratu Sri Negara) di teras belakang, beliau adalah Sultan Sintang yang dinobatkan sejak 22 Juli 2006. Pemimpin yang ramah, kami berbincang "saya ini masih nyetir sendiri kalau keliling Sintang sini. Badan masih kuat, hanya penglihatan dan pendengaran saja yang sudah sedikit berkurang". Saya cuma manggut2 dan senyum saja.... saya teringat betul dengan bapak saya... begitu juga belio di kala senjanya.... meski sudah berusia 72 tahun (Sultan 74 tahun) tetap masih nyetir sendiri kesana kesini.... ‪#‎kangenbapak‬

Seneng waktu Sultan bicara juga tentang Pajak, "kemaren saya baru bayar pajak loh"... meskipun kemudian ternyata yang dimaksud adalah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ... bukan pajak pusat ternyata, itu pajak daerah... iya nggak apa2... saya respect pada pemimpin yang mau bicara tentang pajak ‪#‎jempol‬

Ditemani kerabat kesultanan saya memasuki ruang penyimpanan peninggalan Kesultanan Sintang. Sungguh saya dibuat terbelalak...begitu banyak yang tidak saya tahu tentang sejarah kita, sejarah Indonesia. Benar kata2 Sultan tadi, "sangat disayangkan banyak anak2 muda sekarang yang tidak paham sejarah... bahkan mereka tidak tau bahwa Kesultanan Sintang pernah ada dan berjaya di masanya." Pasti anak muda yang dimaksud itu termasuk saya.... iya nih Sultan kok bisa tahu ya... ‪#‎malu‬

Tapi menurut Sultan saat ini sudah mulai banyak anak2 sekolah yang datang untuk mempelajari sejarah Kesultanan Sintang. Iya bener sih... pada buku tamu saya lihat hampir tiap hari ada pengunjung yang mampir ke keraton ini.

Semua bermula dari sini... lambang negara rupanya bermula dari sini. Burung Garuda yang berupakan lambang negara kita ternyata terinspirasi dari lambang Kesultanan Sintang http://m.antaranews.com/…/patung-burung-garuda-kesultanan-s…. Kemudian lambang Kesultanan Sintang ini menginspirasi Sultan Hamid II dari Pontianak sebagai Menteri Negara RIS kala itu dalam mendesign lambang negara RI.

Dalam sejarahnya, lambang Kesultanan Sintang ini berawal dari mas kawin Patih Lohgender dari Majapahit kala menyunting Ratu Dara Jenati (putri Raja Demong - Raja Sintang kala itu) berupa tiang gong dan seperangkat gamelan. Ukiran Burung Garuda berbadab manusia pada tiang gong itulah yang kemudian diukir kembali dan menjadi lambang Kerajaan Sintang (kemudian berubah menjadi Kesultanan Sintang). http://m.liputan6.com/…/kisah-cinta-patih-majapahit-di-bali…

Peninggalan bersejarah lainnya adalah Al Qur'an bertuliskan tangan yang dibuat pada jaman Sultan Nata (1672 M). Keistimewaan Al Qur'an tersebut tidak hanya bertuliskan tangan tapi juga ditulis di atas kertas hologram. Menurut kerabat kesultanan yang menemani saya "diduga kertas berasal dari Inggris". WOW ...

Menyusuri Kota Sintang saya teringat akan kota kelahiran bapak saya, Magelang.... kontur yang kurang lebih sama... jalan yang naik turun dan begitu mulusnya..... deretan rumah dan markas TNI. Tak pernah ada yang sama memang, Sintang memang tak sesejuk Magelang.

Keluar dari daerah pemukiman penduduk, hamparan perkebunan Kelapa Sawit ramah menyambut .... hijauuu bak karpet masjid.... sejuk di mata.... perjalanan berakhir diicon terindah Kota Sintang apalagi kalau bukan Bukit Kelam .... kira2 perlu waktu 20 menit dari pusat Kota Sintang menuju bukit yang terbentuk dari batu yang berwarna hitam (kelam). https://googleweblight.com/…

Kalau mau bergaya dengan back ground Bukit Kelam naiklah ke menara api di perkebunan Kelapa Sawit macam saya ini.... ciamik tenan pemandangannya... pemandangannya loh bukan orangnya... ‪#‎ahay‬

.... memgakhiri perjalanan saya menyusuri Kota Sintang, Sekadau dan Sanggau ... satu yang terngiang terus dalam ingatan saya bisik Sultan kala saya berpamitan "BELAJAR SEJARAH ADALAH BELAJAR TENTANG KITA
Read More
Tuti Ismail

MASJID AT TAQWA (1918 M)



MASJID AT TAQWA (1918 M)


Masjid At Taqwa terletak di jalan Pak Kasih, Kelurahan Mariana, Pontianak atau persis di depan kompleks pelabuhan Dwikora Pontianak. Letaknya yang sangat strategis menyebabkan masjid ini kerap disinggahi oleh jamaah yang kebetulan melintas saat waktu shalat tiba. Masjid ini didirikan pada tahun 1918 dan termasuk salah satu masjid tua di Pontianak.

Masjid memang terlihat seperti bangunan baru padahal tidak demikian adanya. Masjid ini memang telah beberapa kali direnovasi tapi sesungguhnya tidak merubah banyak masjid ini. Bahan dasar masjid ini tetaplah terbuat dari kayu besi namun bedanya saat ini tiang2 penyangga dari kayi yang berada di dalam masjid telah dilapisi dengan keramik berwarna hitam. Pondasi masjid juga masih menggunakan pondasi gantung. Itulah pula sebabnya jika truk kontainer dari dan menuju pelabuhan melewati masjid ini maka getarnya begitu terasa. Masih ada tembok besar di pintu masuk masjid yang masih asli sejak berdirinya hingga kini, kokoh berdiri...

Beruntung saya sempat singgah di masjid ini saat Ramadhan. Bukan sebab masjid ini sudah sepi jamaah tapi mengingat bangunan sudah semakin tua, maka renovasi besar2an akan dilakukan setelah Ramadhan berakhir begitu kira2 penjelasan dari seorang bapak yang saya temui sore itu. Memang benar, spanduk pemberitahuan masjid akan direnovasi memang sudah terpampang di depan masjid. Bangunan asli berlantai satu akan diubah seluruhnya menjadi bangunan berlantai dua. Ukurannya pun akan lebih kecil dari saat ini karena sebagian lokasi bangunan akan terkena pelebaran jalan.

Mudah2an setelah direnovasi masjid akan semakin ramai oleh jamaah dan tetap memberi keteduhan yang nyaman bagi para musafir.

Hari semakin senja, masjid mulai ramai oleh orang2 yang akan berbuka puasa.... deretan makanan untuk takjil berbuka puasa mulai dihidangkan... semoga menjadi berkah dan pemberi sedekah mendapat rezeki berlimpah...

Kaligrafi di dinding masjid sore itu samar2 seolah berbisik lembut .... "berilah peringatan sanak saudarimu yang terdekat"
haiii anak2 ganteng di rumah, masih puasa kan dek ? Buka puasa pake apa sore ini ???

‪#‎Ramadhandirantau‬
Read More
Tuti Ismail

SOTONG PANGKONG

Sotong Pangkong

Pangkong dalam bahasa melayu artinya dipukul, berarti Sotong Pangkong itu sotong yang dipukul... pake palu pulak... mmm sadis...
Iya, proses pengolahan sotong pangkong memang dimulai dari sotong dikeringkan, dipukul2 sampai pipih, lalu dibakar... tuhhh lebih ngeri lagi kan... hehehe

Kenapa sih harus dipukul2 ?? Apalagi alasannya kalo biar nggak alot... iya sih kadang kalo kita nggak bisa mengolah sotong bakar kan bisa alot macam sandal jepit... dengan cara dipukul2 sotong bakar yang nature nya alot bakal menjadi empuk... dan untuk menjadi santapan yang enak sotong wajib ditemenin sama sambel kacang encer. Menurut saya nih... Sotong pangkong yang direndam sambal kacang dengan rasa gurih, pedas dan manis adalah cara penyajian terbaik.... kuah meresap ke dalam sotong dan sotong pun menjadi bertambah empuk... hmmm...

Tapi yakin itu sotong bukan cumi ?? Sebenernya sih nggak masalah buat saya apakah itu sotong atau cumi, wong dua2nya halal kok... cuma kita kan penasaran aja ya apa sih bedanya sotong sama cumi... ‪#‎kepo‬
Sebab dari penampakannya kok kayanya sama aja ? Sekilas sotong memang mirip dengan cumi, tapi sebenernya beda loh meski mereka berdua sama2 anggota filum molusca (hewan lunak). Cumi2 (squid) dan sotong (cuttlefish) meski memiliki tubuh hampir sama tapi sesungguhnyad berbeda ... kurang lebih bisa dibilang serupa tapi tak sama.
Perbedaannya adalah cumi2 mempunyai tubuh yang ramping, sementara sotong dengan tubuh agak pendek. Cumi2 juga memiliki sirip dari tengah tubuhnya ke belakang sedangkan sotong mempunyai sirip di sepanjang tubuhnya.
http://www.edubio.info/…/perbedaan-cumi-cumi-dan-sotong.htm…

Jadi kalo dari penampakan di etalase itu jelas ya.... dengan sirip disepanjang tubuhnya, terkonfirmasi nih kalo doi beneran sotong. ‪#‎penting‬

Sotong pangkong ini makanan khas Pontianak yang uniknya cuma ada di bulan Ramadhan ‪#‎berkahramadhan‬

Kalau kamu pas di Pontianak dan nggak sempet ngerasain sotong pangkong di Ramadhan ini ya mesti nunggu Ramadhan berikutnya.... mudah2an panjang umur ya cyyynnn

Jangan sampe kaya saya dan Rudiana Zuhriah yang Ramadhan tahun lalu cuma lirik2 sotong pangkong doank... ngelirik padahal pingin... hehehe

Makin malam (sehabis selesai shalat tarawih) lesehan sotong pangkong di jalam Medeka makin ramai..... deretan sotong yang telah dikeringkan digantung dalam etalase siap untuk dipukul2 dan dibakar memanggil2 untuk dibeli....

Kak mampir kak.... dibeli lah kak....

Dan terus terang jadi pengen balik lagi... sambil bawa nasi putih anget plus telor ceplok... ditambah sotong pangkong kuah sambel kacang ... pasti glek banget tuh ‪#‎sekaliansahurbuuuu‬

‪#‎Ramadhandirantau‬
Read More
Tuti Ismail

MASJID di KERATON MEMPAWAH








Masjid Jamiatul Khair namanya, terletak di kelurahan Pulau Pedalaman, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat adalah salah satu bukti bahwa islam telah masuk di Mempawah setidaknya sejak abad ke 18 M (atau mungkin sebelumnya).

Jangan dibayangkan kalau letak masjid ini beneran di daerah pedalaman ya... enggak banget, Pulau Pedalaman hanya nanya kelurahannya aja kok... tempatnya strategis mengingat berada dalam kompleks Keraton Mempawah (Keraton Amantubillah). Dari Pontianak menuju Mempawah kira-kira 1 - 2 jam, seperti Jakarta - Bogor gitu lah... deket.

Masjid ini dibangun tanggal 8 Dzulhijjah 1324 H atau 23 Desember 1906 M oleh Panembahan Mempawah yaitu Gusti Muhammad Taufiq Aqamuddin.

Sejarah mengenai Kesultanan Mempawah sudah cukup tua, dapat ditelusuri melalui salah satu tokohnya yang mahsyur pada abad 18 yaitu Upu Daeng Manambon dari Luwu. Bicara sejarah Islam di Mempawah adalah bicara tentang jejak Suku Bugis di Kalimantan Barat. http://daerah.sindonews.com/…/opu-daeng-menambon-penyebar-i…

Sebenarnya saya dan kawan2 bukan pada Ramadhan ini berkunjung ke masjid tersebut tapi telah jauh hari bahkan berbulan2 yang lalu kala singgah dalam perjalanan menuju Singkawang. Namun pesona masjid ini memang sungguh tak terlupakan hingga kini. Berbahan kayu besi yang terawat dengan apik, bersih dan letaknya yang berada di tepi Sungai Mempawah.

Menarik mengunjungi masjid ini sebagai salah satu peninggalan bersejarah perkembangan agama Islam di Kalimantan Barat.

Jika mengunjungi Masjid Jamiatul Khair Pulau Pedalaman jangan lupa mampir di Keraton Amantubillah ... dan tak lengkap jika tak mampir ke Kantin Sop Tulang Bestari.... hmmm ‪#‎serius‬

‪#‎Ramadhandirantau‬
Read More
Tuti Ismail

BUBUR PEDAS kok NGGAK PEDAS


Bubur pedas Kalimantan adalah satu2nya bubur yang nggak pedas babar blas....  rasanya justru gurih.
Memang sih bumbu bubur pedas ada ladanya juga... tapi cuma sedikit.... jadi rasa yang menonjol justru rasa gurih bukan pedas... kayanya malah pedesan omongan kamuh kalo lagi ngambek #hehehe

Pertama kali lihat yang namanya bubur pedas saya teringat akan bubur manado, penuh dengan campuran sayur mayur....

Sore itu saya sebenernya pingin banget icip2 bubur pedas dari mangkok sebelah... mangkok temen kamar sebelah di kost2an maksudnya. Habis pas buka puasa kemaren doi enak banget makannya... #ngeces (mbak Rudiana Zuhriah aku kan sebenernya pingin icip2 waktu ituh.. hahaha)

Bubur pedas adalah campuran dari beras dan kelapa yang disangrai lalu ditumbuk halus baru dibuat bubur. Isinya seperti saya bilang tadi, full sayuran... kangkung, jagung, wortel, kacang panjang, ubi jalar... kesemuannya dirajang halus.

Sebagai penambah rasa gurih diberi daging sapi yang juga dipotong kecil2, lalu teri dan kacang tanah goreng sebagai taburan. Yang mau nyoba buat di rumah mangga atuh... ini resepnya https://cookpad.com/id/resep/205254-bubur-sehat-khas-kalimantan-barat-bubur-pedas

Yang menjadi khas dari bubur pedas adalah aroma dan wangi DAUN KESUM. Kalo rasanya agak semriwing kata saya sih...

Daun kesum (polygonum pinus) adalah tumbuhan liar yang berasal dari Asia Tenggara khususnya Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Daun kesum disebut juga daun laksa atau Chinese Knotweed atau Vietnamese Mint.

Daun kesum di Indonesia merupakan perisa atau pemberi rasa pada laksa ataupun asam pedas. Sebenarnya bisa dijadikan lalapan juga.

Secara tradisional rebusan daun kesum dapat digunakan untuk mengobati masalah pencernaan, menghilangkan ketombe di kepala dan sebagai minuman bagi wanita pasca bersalin. http://www.satujam.com/daun-kesum/

WOW ...

Kalo saya paling suka bubur pedas tulang... ih kaya guguk ajaaahhh... ya elah bukan tulang doank keles tapi tambah daging juga lah... hehehe

Buat kamu2 yang vegetarian bubur pedas ini cocok banget buat variasi makanan.... jangan tiap hari tahu tempe aja... bosen atuh....

Sok lah atuh dicoba.... bikin sendiri atau ke Pontianak aja sekalian... #ihpromo

#ramadhandirantau
Read More
Tuti Ismail

DIMSUM ALA PONTI


Chai kwe atau choi pan namanya, salah satu makanan khas Pontianak. Makanan yang satu ini tidak digoreng tapi dikukus dan yang paling penting kaya serat ... jadi sehat kan ?? ‪#‎Glek‬

Cocok untuk camilan berbuka puasa...

Pernah agak ngotot2an sama suami gegara makanan ini, doi bilang kalo pulang ke Jakarta bawain choi pan... itu makanan yang mirip dimsum. Saya bilang nggak ada makanan dengan nama itu di Pontianak, ada juga chai kwe...
Choi pan...
Nggak ada ah, adanya chai kwe...
Oalah dul dul... ternyata choi pan alias chai kwe podo wae !!!
‪#‎hhhrrr‬
Chai kwe tersedia dengan isi bengkuang, keladi (talas), kacang dan kucai. Semua bahan isi dipotong2 sebesar korek api, jadi bukan dihaluskan macam isi bakpia. Semua isi ditumis lebih dulu sebelum digunakan.

Untuk kulitnya terbuat dari campuran tepung beras dan tepung sagu. Meski komposisi tepung sagu sangat sedikit dalam adonan namun ketika mengukus jangan lupa loyang di dan chai kwe dioles lebih dulu dengan minyak kelapa. Mengukus chai kwe tanpa diolesi minyak kelapa bisa bahaya !! Chai kwe bisa saling 'berpelukan' sulit dipisahkan macam kamu2 yang lagi jatuh cinta... lengket hehe

Kalo saya lagi pingin chai kwe sih biasa beli aja, tapi buat yang minat membuat nih saya kasih link resepnya https://cookpad.com/id/resep/176142-chai-kwe-choi-pan
Biar afdol jangan lupa tetangga kanan kiri dibagi, apalagi kalo rasanya enak. Kalo nggak enak ya dimaem sendiri aja ya... besok2 dicoba lagi...

Chai kwe ini setelah dikukus dioles dengan minyak yang sudah dicampur dengan udang yang dihaluskan plus bawang putih yang dirajang kecil2. Mungkin karena ini chai kwe jadi gurih ... buat kamu yang vegetarian tinggal disingkirin aja minyak olesan tadi.. beres deh...

Chai kwe disajikan bersama sambal cair .... makannya persis sama dengan kalo kita makan dimsum... yammy ...

Kalo isi bengkuang, keladi atau kacang kebayang ya rasanya, tapi kalo isinya kucai kebayang nggak ??

Kucai biasanya digunakan sebagai campuran dari martabak, telur dadar atau toge goreng (makanan khas Bogor). Kucai digunakan untuk memberi rasa pedas dan penyeimbang rasa cuka dan asin.

Kucai atau Allium Schoenoprasum atau chive atau bawang ganda atau gow choy adalah tanaman sejenis bawang2an. Meski termasuk dalam keluarga bawang2an yang diambil dari tanaman ini bukan umbinya tapi daunnya. Daun yang diambil adalah yang masih muda dan berwarna hijau tua.

Kucai ini bukan semata2 bahan campuran makanan aja ternyata, khasiatnya ternyata ok juga. Selain sebagai penghilang lendir/dahak, kucai juga sebagai herbal antihipertensi. Kucai mengandung senyawa tetrametiloksamindo dan ester 17-etadekadesenil. Efek antihipertensi ekstrak kucai sebanding dengan etenolol dosis 25 mg.

Tuh yang suka baper dan 'sumbu pendek' buruan gih cari makanan ini atau bikin yang banyak trus kirimin saya ... ahay

‪#‎Ramadhandirantau‬
Read More
Tuti Ismail

MASJID DI BIBIR KAPUAS



Masjid Baitul Makmur


Masjid persis dibibir Sungai Kapuas ini kabarnya adalah masjid tertua kedua di Kota Pontianak. Tepatnya terletak di jalan Imam Bonjol Gang Ramadhan, kelurahan Bansir Laut, Pontianak Selatan. Masjid yang awalnya surau ini didirikan oleh Syekh Umar bin Ahmad Al Ba-nashir. Beliau adalah seorang Qadi yaitu seorang yang memiliki ilmu agama serta kewibawaan yang sangat tinggi.
Dari sebuah surau lantas berkembang menjadi masjid (5 Mei 1941) yang dikenal sebagai Masjid Baitul Makmur. Letak masjid berada di seberang Masjid Jami Sultan Abdurrahman Alkadrie (masjid di kompleks Kesultanan Kadriah).
Seperti halnya Masjid Jami, Masjid Baitul Makmur juga terbuat dari kayu besi atau kayu belian dengan model rumah panggung khas melayu. Dengan cat khas melayu hijau dan kuning, masjid ini terkesan sangat anggun. Bagian luar masjid yang dibiarkan terbuka seperti teras depan rumah menyebabkan siapapun akan betah berlama2 berada di masjid ini. Apalagi dengan pemandangan lepas ke arah Kapuas. Pantas saja pada saat saya dan kawan2 berkunjung ada juga musafir yang sedang berkunjung. "Saya sering kesini, disini enak... pemandangan lepas, damai rasanya" kata seorang bapak yang saya lupa namanya di teras masjid waktu itu. Apalagi di bulan Ramadhan begini, angin sepoi2 dan anak2 yang asik ngabuburit sambil berenang di sungai membuat waktu rasanya cepat berlalu. Seorang bapak saya lihat sedang khusuk memanjakan matanya yang mulai rabun dengan membuka2 Al Qur'an dalam ukuran besar. Ah saya nggak berani mendekat... padahal ingin sekali, siapa tahu beliau tahu banyak soal sejarah masjid ini.
Saya cukup beruntung kala itu. Seorang marbot masjid yang lagi2 saya lupa menanyakan an namanya bersusah payah menunjelaskan, mengingat usianya sudah sangat tua, jadi untuk menghindari terjadinya ketusakan tiang2 pada masjid dilapisi dengan keramik. Beliau juga menunjukkan bukti keberadaan Syekh Umar bin Ahmad Al Ba-nashir, yaitu berupa nisan makam belio. Nisan ini terbuat dari kayu besi, dibawa langsung dari makam Syekh Umar di kompleks makam Kesultanan Pontianak di Batu Layang sebagai kenang2an bagi keluarga. Tertulis dalam nisan tanggal wafatnya Syekh Umar bin Ahmad Al Ba-nashir yaitu 19 Jumadil akhir 1227 H atau 1773 M (dua tahun berselang setelah berdirinya Kota Pontianak pada tahun 1771 M).
Sepeninggal Syekh Umar bin Ahmad Al Ba-nashir kemudian surau ini dikembangkan oleh anak belio Syekh Ahmad bin Umar Bansir. Kemudian surau ini dinamakan Surau Kampong Bansir (berasal dari nama syekh... Ba-nashir dilafaskan menjadi Bansir).
Tidak hanya masjid yang menggunakan nama belio, Syekh Umar bin Ahmad Al Ba-nashir tapi perkampungan di sekitar masjid tersebut juga dikenal sebagai Kampung Bansir (Kelurahan Bansir Laut). Baru pada tahun 1968 - 1969, Masjid Kampong Bansir diubah namanya menjadi Masjid Baitul Makmur.
Melihat masjid tua ini saya jadi rindu pada masa kecil dulu.... pada kehangatan dalam kesederhanaan.... pada pelukan kampung halaman.... akankah masa itu juga merinduku ??? Semoga....
Sumber lain : https://pontianakheritage.wordpress.com/…/mesjid-baitul-ma…/

‪#‎Ramadhandirantau‬
‪#‎Masjidtuapontianak‬
‪#‎Ngabuburitasik‬
Read More
Tuti Ismail

LAPOR PAJAK, PANTAU NOMOR ANTRIAN VIA ANDROID....



Konsekuensi logis dari diadopsinya sistem perpajakan self assessment adalah adanya kewajiban wajib pajak.untuk melaporkan pemenuhan kewajiban perpajakannya melalui Surat Pemberitahuan (SPT) apakah itu SPT Masa atau Tahunan.
Saat ini DJP telah dan masih terus berinovasi untuk memudahkan wajib pajak melaksanakan pelaporan pajaknya, diantaranya adalah melalui e SPT.
Namun demikian, memperhatikan segala kebutuhan wajib pajak pelaporan masih dapat dilakukan secara manual. Pelaporan kewajiban perpajakan secara manual sekaligus pemberian layanan (misal NPWP, SKB dll) dipusatkan pada Tempat Layanan Terpadu (TPT) yang berlokasi di seluruh KPP (pada beberapa wilayah dapat dilakukan pula via KP2KP).
Kegiatan pelaporan dan pemberian layanan di belahan dunia manapun meski telah menggunakan mesin antrian secanggih apapun akan menimbulkan 2 kata yaitu "antrian" dan "kerumunan".
Kata "antrian" memunculkan kata berikutnya berupa "kebosanan"..... dan "kerumunan" memunculkan banyak kata "emosi, panik dan sederet kata bernada negatif lainnya".
Memang harus kita akui meski berbagai upaya telah dilakukan sulit sekali melepas kata2 yang telah terpatri bahwa "kalau bisa menunda melakukan sesuatu esok harus, mengapa harus sekarang ??"
..... namun "kerumunan" tetap tidak dapat dihindari...
Suatu hari seorang ibu panik bukan kepalang, anaknya yeng berjumlah 10 orang menangis kelaparan sementara waktu itu tanggung bulan dan tiada uang. Sang ayah pun sedang pergi ke luar kota. Di kulkas hanya tinggal 3 balok tempe, 1 butir telur dan seperangkat bumbu dapur, cabe dan bawang, dan di tempayan beras tinggal setengah cangkir beras. Sang adik ipar yang tinggal serumah menyarankan segera memasak nasi dan tempe segera diolah menjadi orek tempe dengan kuah kecap, pepes tempe, tempe goreng dan sambal tempe. Namun adik ipar tak tau cara memasak.... adik sang ibu yang kebetulan lulusan SMK Tata Boga segera dengan sigap meracik seluruh bahan2 yang tersedia. Bukan menu ideal memang.... namun dapat membuat semua anggota keluarga tersenyum termasuk si bungsu yang baru berusia 1,5 tahun dan tujuan utama tercapai.
Pada titik itu, tidak penting melihat siapa melakukan apa .... sebab mereka adalah keluarga. ‪#‎Family‬
Dengan keterbatasan sumber daya dan kesadaran sepenuhnya bahwa pelayanan prima tidak cukup dengan ini, tapi inilah yang dapat dilakukan saat ini ... tidak penting siapa melakukan apa sebab kita satu keluarga ‪#‎DJP1Jiwa‬
.... memahami betul bahwa waktu adalah uang ....
Berkolaborasi dengan dengan anak muda yang satu ini Eko Yudhi, yang dapat menterjemahkan seluruh bahasa verbal menjadi bahasa pemrograman yang tidak saya pahami, akhirnya terciptalah aplikasi yang secara realtime dapat memantau nomor antrian untuk seluruh layanan kepada wajib pajak pada TPT KPP Pratama Pontianak via android. Monggo diunduh disini :
http://tinyurl.com/antriankppptk

Semoga bermanfaat....
‪#‎KPPPratamaPontianak‬
‪#‎inginjugajadibaik‬
‪#‎daritepiankapuas‬
Read More
Tuti Ismail

MEMBELI KENANGAN DI TOKO OEN










Restoran awalnya didirikan sekitar tahun 1910 di Yogyakarta oleh Liem Gian Nio (Oma Oen), istri Oen Tjoen Hok (Opa Oen) dengan nama "Oen Cookies Store" yang lebih dikenal dengan nama "Toko OEN". http://www.kanal.web.id/2015/10/sejarah-restoran-toko-oen.html?m=1

Hari itu kami menyempatkan menyambangi Toko OEN yang legendaris tersebut. Terletak di jalan Pemuda Nomor 52 (dahulu jalan Bodjong) Semarang Toko OEN berdiri kokoh dengan design dan interior kolonial. Sebuah meain telstruk jadul menghiasi sudut ruangan... ciamik tenan. 

Pada mulanya toko di Semarang ini (1936) merupakan cabang dari Toko OEN di Yogyakarta, namun dalam perjalanannya justru Toko OEN di Semarang ini lah yang masih eksis dan dikelola oleh keturunan Opa OEN sampai saat ini.... tentu saja dengan cita rasa dan resep asli Oma OEN yang memadukn cita rasa Indonesia, Cina dan Belanda.

Meski di kemudian hari Toko OEN menjual tidak hanya kue dan es krim, namun daya tarik toko ini tetaplah pada es krim nya yang unik dan juga sederet kue "jadulnya" ... unik dalam artian memang sangat berbeda dengan es krim modern yang saat ini beredar. Tidak dapat dipungkiri karena kelezatannya lah es krim ini pantas ngehits pada jamannya....  Lihat pula lah deretan kue "jadul" yang berderet rapi di etalase, mulai dari kue telur sampai kue semprit bertabur sukade.... poffertjes plain, coklat, keju yang bersanding dengan es krim dan pannekoek juga tersedia disana. Legend banget....

Main couse paling menarik menurut kami adalah bistik lidah... lidah ?? Iya lidah.... setidaknya buat bocah2 abg kami yang masih minim akan eksplorasi jenis2 makanan..... lidah yang empuk disiram dengan saus plus sayuran dan kentang rebus pas banget buat menu makan siang. Buat si sulung yang lagi ketat jaga makanan biar tetap langsing rasanya menu salad telur paling cocok. Salad buah dengan satu setengah butir telur rebus cocok untuk menu diet... pertanyaannya setengah butir telur rebus yang lainnya kemana ?? Tanggung bener cuma 1,5 butir :D :D

Lain lagi ceritanya buat si bungsu yang tergila2 sama mie, menu spaghetti bolognese sangat memuaskan buat dia....

Saya sendiri dan suami lebih memilih menu penutup yang manis berupa poffertjes keju dan coklat, es krim coklat disiram saus coklat dan es krim tutti frutti ...

Terakhir jangan lupa air mineral biar kita tetep ON .....

Sebagai oleh2 saya memilih roti coklat, roti gulung dengan isi kacng mede yang dihaluskan dan kroisan coklat.... entah apa saja nama populernya. Tapi yang pasti roti rengn tekstur padat tersebut sangat memuaskan !!!

Kejadulan tidak berhenti disana.... arsitektur gedung sampai interior masih dipertahankan seperti dahulu kala... bahkan sampai pelayan pun akan kita jumpai yang sudah berumur lengkap dengan baju seragam putih putih ... tapi jangan salah, doi tetap enegik dan gesit... beberapa kali saya  yang "mencuri2" kesempatan  mengabadikan dirinya  sedang melayani pelanggan mesti kecewa karena kamera tidak dapat mengikuti kecepatannya bergerak... tau2 makanan sudah disajikan di meja pelanggan.... :D :D tapi akhirnya dengan terus menerus mengikuti gerak geriknya bak paparazzi dapet juga gambar yang saya mau... cekrek ... cekrek .... !!!

Sepasang opa dan oma atau opa dan oma beserta anak dan cucu2nya silih berganti memasuki Toko OEN nan eksotis ....

Mereka dengan faseh menunjuk menu2 favorit.... sesekali menunjukkan kepada anak cucu kue2 di etalase .... mata mereka penuh gairah... "itu namanya kue telur...." menunjuk kue bulat pipih bak tampah....
Hmmmn tebakan, pasti bahan dasarnya telur !!! ya iya lah ... %@?"\(![" :D

Pada kenangan indah masa lalu rindu itu berlabuh..... saya meyakini bahwa mereka dateng bukan lantaran lapar.... mereka datang untuk menyapa masa lalu.... pada keinginan untuk membeli kembali kenangan....

Saat opa nembak oma di bangku sudut ruangan itu.... bisa jadi... ya bisa jadi....  :D
Read More
Tuti Ismail

CINTA PERTAMA, KUPAT TAHU MAGELANG


Kupat Tahu Pojok, Magelang.... seperti mengenang cinta pertama pada pandangan pertama. Kegemaran bapak yang berarti juga kegemaran saya....

Porsi yang pas ....
hanya ketupat setengah, 3/4 tahu putih goreng ukuran 10 cm x 10 cm, tauge dan kol rebus dengan kuah kacang encer.....aroma bawang putih mentah yang diulek halus langsung pada piring saji menambah kuat cita rasa. Jangan lupa taburan bawang goreng dan kerupuk serta sambal sebagai pemanis.... dan segelas teh manis hangat ... josss gandoss tenan !!! :D

Mengenang orang yang kita cintai dengan menyukai apa yang dia sukai seperti merasai dia hadir kembali .... begitu ....

Magelang, saya rindu padamu, padanya yang lahir di tanahmu, pada apa2 yang menjadi kesukaannya.....

‪#‎dimagelang‬
‪#‎rindusangat‬
Read More
Tuti Ismail

RAWA PENING, LEGENDA ANAK NAGA


Tersebutlah sepasang suami istri bernama Ki Hajar dan Nyai Selakanta yang hidup di lembah Gunung Merbabu dan Gunung Telomoyo, yaitu di desa Ngasem. Lama tak memiliki anak akhirnya setelah Ki Hajar melakukan topo broto di lereng Gunung Telomoyo, Nyai Selakanta pun hamil dan memiliki anak. Namun sayangnya anaknya yang kemudian diberi nama Baru Klinthing tersebut adalah seekor naga. Dikemudian hari Baru Klinthing ini menjelma menjadi naga yang sakti... seperti hal ayahnya, ia juga melakukan topo di Bukit Tugur.

Di lain desa yang terkenal makmur namun berpenduduk sangat angkuh, bernama desa Pathok sedang diadakan merti dusun (bersih desa). Segala makanan tersaji, begitu pula olahan hasil buruan warga yang dilakukan di Bukit Tugur. Tidak lain buruan tersebut adalah naga Baru Klinthing yang sedang bertapa.

Asik berpesta tiba2 datang seorang lelaki berbau amis meminta makanan, tidak lain dialah jelmaan Baru Klinting sang anak naga yang sakti. Warga yang sombong tidak sedikitpun memberi belas kasih tapi malah mengusir pria tersebut.

Pria tersebut tentu kecewa dan sakit hati. Kemudian ia datang kembali dan menancapkan sebatang lidi di tanah, menantang para warga untuk mencabutnya dari tanah. Tentu saja tak ada satupun yang bisa. Pria itu lalu mencabut batang lidi tersebut dan keluarlah air dari dalam tanah bekas tancapan lidi hingga menggenangi seluruh desa...... hingga menjadi sebuah rawa... disebut Rawa Pening.

Lalu sang naga ?? Sang naga selamat menaiki sebuah lesung bersama seorang wanita tua bernama Nyi Latung, wanita tua yang juga disia2 warga desa. Sang naga berpesan kepada Nyi Latung jika mendengar bunyi gemuruh segera siapkan lesung.

Sang naga kemudian menjadi penjaga Rawa Pening.

http://ceritarakyatnusantara.com/…/…/303-Legenda-Rawa-Pening

Ih serius bener bacanya... :D :D

Rawa Pening adalah sebuah danau yang terletak di Kabupaten Semarang, tepat berada di lekukakn terendah pada lembah diantara Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo dan Ungaran. Dengan luas sekitar 2.670 hektar. Rawa Pening merupakan lokasi perikanan air tawar warga yang dikelola sesuai dengan program One Village One Product (OVOP) sesuai dengan Instruksi Gubernur Jawa Tengah tahun 2011.

Cukup kreatif menurut saya... budidaya ikan air tawar seperti gurame, bawal dll dilakukan pada keramba2 yang tersebar di rawa .... dipadukan dengan resto apung, arena bermain dan wisata keliling rawa dengan menggunakan perahu. Ditambah lagi view Gunung Merbabu dan Gunung Telomoyo menambah eksotis Rawa Pening.

Background yang bagus buat foto keluarga....

Hari itu kami beruntung, dengan membayar 100 ribu rupiah untuk carter 1 perahu selama 30 menit, kami sekeluarga bisa menyusuri tiap lekuk Rawa Pening dan mampir sebentar untuk memberi makan ikan di keramba kepunyaan bapak pemilik perahu. Pelet disebar.... dan ikan2 gurame bermunculan dan saling berebut melahap pelet. "Ikan apa yang ditanam pak ?" tanya saya kala itu. "Gurame..." jawab si bapak dan selanjutya cerita tentang budi daya ikan mengalir darinya tanpa saya tanya. :D:D

"Saya punya 8 petak, ada sekitar 8 ribu ikan yang saya tanam. Biasanya sih mbak 6 -8 bulan sudah bisa di panen. Kalo pemasaran ya sekitar sini saja, kadang pembeli malah ada yang langsung datang dari Semarang. Ini keramba cuma 10% dari luas rawa." Eh deh lengkap amat Pak.... :D ‪#‎bapakbaik‬

Bambu yang disusun persegi, jala yang terhampar dan rumah panggung seadanya dari bambu.... keramba.

Perahu mellintasi gerombolan Eceng Gondok... bunganya yang ungu muda memang cantik dan menarik, hingga kita lupa bahwa Eceng Gondok adalah gulma. Biar lebih berdaya, mestinya gerombolan Eceng Gondok juga dimanfaatkan... sudah banyak tuh Eceng Gondok yang diolah menjadi kerajinan... bernilai jual tinggi. Bisa nyotek sama pengolahan Eceng Gondok di Danau Kerinci ... https://indonesiabertanam.com/…/rencana-program-2016-pengo…/

... alunan angklung dari seniman di pinggir Rawa Pening, semangkuk bakso, wedang ronde, seperangkat permainan catur dan gelak tawa anak2 mengakhiri petualangan kami berperahu di Rawa Pening ....

.... kembali lagi ke Rawa Pening next time ?? Ingin sangat lah.... :D :D

‪#‎kenangansemarang‬
‪#‎Rawapening‬
Read More
Tuti Ismail

SANDAL JAPIT


Seorang kawan hari ini memasang profil picture whatsapp nya dengan gambar sepasang sandal jepit. Saya nggak tau apa maksudnya...... nggak juga pingin tanya mengapa... apalagi sampe nanya itu sandal jepit siapa.... :D tapi melihat pic itu saya jadi teringat sesuatu... inget sandal jepit yang dulu dilempar ke comberan sama anak2 ?? Masih dendam ?? Nggak terima ?? BUKAN...

Saya teringat pembicaraan serius dengan seorang kawan beberapa masa yang lalu. Dia seorang istri, anaknya banyak, pendidikan tinggi, karir moncer, ekskul atau kegiatan di luar kerjaannya seabreg, hobby nya banyak, jangan tanya soal ngurus rumah tangga... DIA JUARANYA !!

Pun demikian dengan suaminya....

Tentu saya setengah mati penasaran, gimana caranya mereka bisa jadi pasangan yang asik, saling mendukung... padahal kan dah berkeluarga... (saya aja rempong bener :D)

Ditanya gitu jawab dia singkat ... singkat banget... "apa istimewanya kami ?? (Halah sok merendah deh !) kami tuh cuma pasangan SANDAL JAPIT" katanya waktu itu

Apa ?? 'SANDAL JAPIT'..... HAHAHA.... lah cari perumpamaan nggak elit banget... masa sandal jepit. Mbok ya bilang kami ini mirip kaya pasangan Romeo and Juliet, Rama dan Shinta, Tuti dan Harry Bowo (ih sapose pasangan terakhir ?? :D)

"Iyo, aku karo bojoku ki cuma sandal japit. Tapi biar sandal japit selalu bersama... (hmmm sombong !!) Jadi sandal japit kaki jadi bisa jauh melangkah. Kami bisa jalan santai, lari2 kecil atau nggak masalah juga kalo musti lari koyo Iswandi http://olahraga.kompas.com/…/Iswandi.Jadi.Pelari.Tercepat.d… . Kami cuma memberi jarak yang cukup biar ndak saling bergesekan trus nyerimpet, bahasa kerene tuh memberi space gitu lohh..... Aku ndak mau jadi dia, dia juga ndak perlu jadi koyo aku. Soalnya aku ndak mau kaki jadi luka ... bisa kena puntung rokok atau beling di jalan nanti.... kalo pas apes kena diabetes malah bisa diamputasi. Hiiiii ngeri ..." jawabnya dengan logat jawa timurannya.

Hhhmmmm
Iya juga sih.... apa enaknya jalan pake sandal japit kanan semua....

DOOORRR !!!

Ah jadi gitu doank .....
Rahasia pasangan paling keren cuma sandal japit.... Enteng !! Mbeesookkk beliii ahhh ... ‪#‎lah‬ \!?@('<"&&)* :D :D

19 Juli 2016
Diiringi lagu "Kemesraan" (Golden Memories Indosiar)
Masih dari tempat yang sama, Pontianak
Read More
Tuti Ismail

CHECK-IN DULU, NAIK KERETA API KEMUDIAN

Stasiun Semarang Tawang

Meski sudah beberapa tahun tidak menikmati naik Kereta Api (KA) khususnya KA jarak jauh tapi sejatinya saya adalah salah satu penikmat KA, mulai dari KRL sampai KA Jarak Jauh... Parahiyangan (jadul), Sawunggalih, Argo Bromo sampai Cirek. Sebagai moda transportasi massal KA memang favorit banget... merakyat ... sekali angkut, rakyat sak RW katut :D :D
PT KAI dalam pandangan saya adalah salah satu perusahaan yang paling progresif.... saya menjadi saksi yang tak bisu bagaimana sistem yang baik dapat merubah attitude masyarakat pecinta KA.
Beberapa tahun silam jangan kaget jika mendapati para penumpang bergelantungan bahkan naik ke atas atas KA .... jangan kaget juga banyak penumpang yang tidak memiliki tempat duduk keleleran di sambungan gerbong... bahkan wc KA sekalipun.... semua wis lumrah... umpel2an... semua bebas masuk peron... Wis lumrah meski tau SALAH !!
Kalau sudah begitu jangan harap bakal perusahaan bakal profit, karena potensi penumpang naik KA tanpa membeli tiket besar banget.... ambil contoh KRL ekonomi Bekasi - Kota yang saat itu tiketnya cuma 1000 perak... memang sih cuma 1000 perak, tapi kalo 1000 x penumpang yang tidak bayar x beberapa kali perjalanan x 365 hari kan besar juga... bisa bikin berapa bantalan rel tuh.... :D
Di awal2 perubahan tentu semua berdarah2 ... meski tahu berbahaya, merubah kebiasaan naik KA di atas bukan perkara mudah... penumpang yang nekat bahkan sampai mesti "diancam" disemprot pakai cairan berwarna kalo sampai nekat manjat... mau warna warni kaya pelangi ? Naik deh sana ke atap :D
Untuk mencegah penumpang begelantungan di pintu KA, gerbong diganti yang ber-AC dengan automotic door.... mau kejepit ?? gelantung deh situ... :D
Tapi lihatlah sekarang, semua yang model begitu nggak ada lagi... bukan mereka jadi pindah haluan ke moda transportasi lain, tapi para pecinta KA merubah attitute nya menyesuaikan dengan sistem yang dibangun perusahaan....

kereta api di masa lalu


...... penumpang mau naik KA jarak dekat pakai kartu elektonik, nggak punya kartu elektronik jangan harap bisa masuk meski hanya sampai peron sekalipun ....
.... Di leher para pegawai yang sekaligus pecinta KA sekarang bukan cuma berkalungkan name tag pegawai tapi juga kartu elektonik KA .... sing iki wis lumrah dan BENER !!
Penumpang KA jarak jauh pun dimanja dengan tempat duduk yang nyaman dan fasilitas AC meski naik ekonomi sekalipun... yang artinya tidak ada lagi yang keleleran di sambungan gerbong apalagi wc ... TERTIB !!
Kalau dulu diketawain karena berlaku tertib, sekarang pecinta KA malah ngetawain yang nggak tertib...
Tiket dapat dibeli via online .... numpuk2 calon penumpang antri tiket kaya jaman dulu waktu saya kecil dah nggak ada lagi ...
Stasiun sekarang jadi lebih bersihnya dan tertata... MODERN !!!
Pagi ini saya naik Argo Sindoro Semarang - Jakarta via Stasiun Semarang Tawang, jadwal kereta 09.30 wib ... KA berangkat teng 09.30 wib ... JEMPOL !!
.... dan pagi ini juga saya baru tau kalo mau naik KA kita kudu check-in... mandiri check-in (mesin tersedia di stasiun)... tiket yang sudah kita cetak dan berbarcode cukup dipindai pada mesin dan boarding pass langsung tercetak... cukup 5 - 10 detik .... atau dengan cara manual, cukup masukkan kode booking ke dalam mesin.

Mesin Check in mandiri


Saya tadi tanya pada pak satpam yang membantu saya melakukan check-in mandiri, rupanya check-in di Stasiun Semarang Tawang baru mulai dilakukan mulai 12 Juli 2016 berarti baru beberapa hari lalu ya.... Check-in dapat dilakukan sejak 12 jam sebelum keberangkatan sampai sebelum KA berangkat. Saran saya sih datanglah lebih awal ... jaga2 aja kalo yang lakukan check-in mandiri antri... ketinggalan KA karena belom check-in itu pedih loh !! :D
Eh iya, saya lihat website PT KAI, rupanya di Daop 1 Jakarta sistem ini bahkan sudah dilakukan lebih dulu sejak akhir Juni 2016 yang lalu... HEBAT !!!
Check-in dan cetak boarding pass sebenernya bukan buat gaya2an... biar berasa naik pesawat :D tapi ini bagian dari pengawasan... iya pengawasan, untuk mencegah adanya tiket palsu...
Namanya mau baik mah ada aja jalannya ya.... JEMPOL LAGI DEH !!
Kalo naik KA sistem dan infrastruktur sekeren ini saya sih sebagai penumpang berasa banget NAIK KELAS !!!
"Selamat pagi bu...check boarding pass nya ya" sapa pak kondektur. Saya pun menyodorkan boarding pass yang diminta "monggo pak, 6 orang ya". Cekrek, boarding pass diperiksa dan dilubagi pak kondektur dengan alat di tangannya "terima kasih bu... semoga menikmati perjalanan". "Terima kasih kembali pak" jawab saya
Ah kalo pelayanan SDM nya pun kaya gini, naik KA buat saya berasa NAIK KELAS KE KELAS AKSELERASI. :D :D
-yakin bahwa perubahan itu nyata adanya-

‪#‎kenangansemarang‬
‪#‎pecintaKA‬
‪#‎bukanbuzzerKAI‬
Tuti Ismail

Read More
Tuti Ismail

TAX AMNESTY, KEMBALI MENJADI FITRI


Dua hari lagi hari kemenangan kan tiba, dan besok hari selepas maghrib suara bedug dari mushala kecil di depan rumah saya akan bersahut2an mengiringi takbir menyebut asma Allah sang penggenggam kehidupan. Memecah kesunyian dan menembus gelapnya malam.

Dari balik tembok rumah di kampung saya yang saling berhimpitan, bukan sekali dua kali Ramadhan, saya mendengar isak tangis anak manusia. Isak tangis sedih bercampur bahagia. Bahagia karena telah berhasil menghadapi segala cobaan dan kini kembali fitri. Namun sedih karena meratapi Ramadhan yang begitu cepat berlalu dan belum tentu akan bertemu Ramadhan lagi.

Adalah kebiasaan di kampung saya, setelah shalat Idul Fitri dilakukan, kami tetangga bertetangga ini akan keluar rumah memenuhi gang2 sempit di depan rumah2 kami, saling bersalaman... saling bermaafan....
Tidak pandang dia tetangga baru atau tetangga lama, tidak perduli pula dia yang paling sedikit salahnya atau dia yang paling banyak bikin masalah. Tidak ada beda antara dia yang sedikit sumbangannya pada kas RT, yang paling malas ikut kerja bakti atau dia yang paling dermawan di antara kami para tetangga bertetangga.
Semua keluar rumah, saling sapa dengan ramah, berpelukan dan berjabat tangan, dan sepakat saling memafkan tak peduli apapun keadaannya. ‪#‎bang‬ maapin adek ya bang... :D

Pada hari itu tak ada satupun dari kami yang berteriak atau pun berbisik2 "jangan maafkan dia ! Dia adalah orang yang paling banyak salahnya di kampung kita" atau yang dengan jumawa sambil naik ke atap rumah dan berteriak "hei para tetangga..... saya tidak perlu memaafkan kalian, dan tidak butuh maaf dari kalian karena sayalah orang yang paling alim, paling dermawan dan paling sedikit salahnya di kampung ini !!!!"
Tidak pernah ada... sekali2 tidak pernah ada. Setidaknya selama 37 tahun saya tinggal di kampung ini, sampai detik ini.

Semua kami tetangga bertetangga saling memaafkan bukan karena ini kebiasaan dan ritual tahunan, tapi karena ini adalah pengharapan bahwa rekonsiliasi ini pasti ada maknanya, dan hidup kami setelah hari ini akan lebih baik. Kami semua menyadari meski kesalahan tidak untuk dilupakan, namun sungguh tak pantas menggelayuti masa depan.

Meski kami hanyalah orang2 kampung, hati kami lebih besar dari mereka yang menimbang2 kesalahan orang lain untuk dapat memberi kata maaf.... yang memandang rekonsiliasi dan saling memaafkan adalah bentuk kekalahan dan ketidakadilan. Hati kami jelas lebih besar dari mereka !!!

Waktu sudah menunjukkan pukul 01.42 wib... tapi tak sekejap pun mata bisa dipejamkan, ini sahur terakhir ....
Percaya bahwa tak ada yang kebetulan terjadi di muka bumi ini, bahkan daun Adenium di halaman rumah saya yang gugur tadi sore pun bukanlah suatu kebetulan.
Hingga bukan juga kebetulan pulalah kemerdekaan negara kita dan kesepakatan tax amnesty terjadi di bulan yang sama, Ramadhan. Bulan dimana segala hawa nafsu terkendali ... bulan dimana lebih banyak kata maaf terucap dari pada kebencian yang memuncak.....

Saya pejamkan mata, menerka2 ada apa dibalik semua kesamaan ini... ilmu saya masih nun jauh disana, tertinggal, tak sebanding dengan para ilmuan di luar sana... tapi saya yang sok tahu ini punya RASA... rasanya kejadiaan pada Ramadhan ini mungkin refleksi dari kejadian 71 tahun yang lalu. Kejadian pada saat sebagai anak bangsa saling menggantungkan harapan untuk hidup bersama, menyatukan langkah dan merendahkan ego.

Meski tax amnesty ibarat sejumput selai nanas pada kue lebaran yang kita sebut nastar. Tapi bukankah tanpa selai nanas, kue tersebut tak layak disebut nastar ??? Hal kecil tapi merupakan langkah besar .....

Maka pada tax amnesty.... sebagai "kerumunan" yang bernama bangsa, kita gantungkan harapan, bergandengan tangan, saling mengungkapkan dan menebus kesalahan lalu diakhiri dengan untaian kata maaf.... :D :D

...... bukan sebagai kekalahan... tapi bukti bahwa kita adalah pemenang .....

..... bahwa kita lebih baik dari orang2 di kampung saya, yang percaya bahwa kesalahan memang tidak untuk dilupakan, namun sungguh tak pantas menggelayuti masa depan ....

.... dan berjanji, bahwa kehidupan "kerumunan" setelah hari ini akan kembali fitri ....

Di sepertiga malam menjelang akhir Ramadhan patutlah berharap kiranya apa yang dilahirkan dari niat baik, pada bulan yang terbaik adalah pertanda bahwa akan berakhir pula dengan kebaikan...

Semoga .....

..... zzzzzzz .....

‪#‎taxamnestykembalifitri‬
‪#‎anakkampung‬
‪#‎Inginjugajadibaik‬
Read More
Tuti Ismail

KEMBALI KE UDIK


Dalam pergaulan masyarakat Betawi terdapat kata "mudik" yang berlawanan dengan kata "milir". Bila mudik berarti pulang, maka milir berarti pergi.

Kata "milir" merupakan turunan dari "berilir" yang berarti pergi ke Utara. Dulu, tempat usaha banyak terdapat di wilayah Utara - lihat sejarah Batavia dan Sunda Kelapa. Karena itulah kata "mudik" bermakna : Selatan.
http://www.apakabardunia.com/…/bagaimana-asal-usul-mudik.ht…

Suka sekali membaca status dan foto2 teman2 di FB selama beberapa hari ini. Suka cita mudik menggema dari seluruh nusantara. Tidak pandang miskin atau kaya, tidak soal pula dengan moda transportasi apa. POKOKNYA MUDIK !!!

... dari mudik saya melihat jiwa2 heroik ....

Coba saja cek grup wa dan medsos... betapa bangganya kawan2 kita yang berhasil melalui segala rintangan selama mudik. "Alhamdulillah, meski macet parah akhirnya sampai juga, Jakarta - Semarang 18 jam" gitu....
Beberapa tahun lalu sewaktu kereta api belum setertib sekarang ini sepupu bahkan pernah masuk ke gerbong kereta ekonomi dengan "molos dari jendela", duduk sepanjang perjalanan di sambungan gerbong bahkan sampai kehilangan dus oleh2 di stasiun kereta.

Buat pemudik, tidak jadi soal pula menabung selama sebelas bulan dan habis dalam hitungan hari. Selepas mudik lalu kembali lagi ke rantau, untuk menabung agar tahun depan dapat kembali mudik...

Saya merinding bukan kepalang melihat postingan kawan yang sekarang nun jauh disana pada laman FB nya... cukup singkat ... hanya 3 patah kata "Papah pulang nak"
Pengen rasanya langsung nyamber jawab "welcome home, papah" ‪#‎idih‬ :D

Perasaan dapat kembali menyapa kampung halaman membuat lupa segala penderitaan.... perasaan yang tak tergantikan. Bahkan kalau dipikir2 pemudik macam 'pemadat' yang tiap tahunnya selalu ketagihan ingin kembali mudik. ‪#‎sakawmudik‬

....dengan mudik, kita belajar untuk selalu jadi "asik" ...

Mudik tahun lalu saya sekeluarga alami dangan suka cita. Jalan panjang dan macet membuat kami mesti melipir di beberapa kota.

Di Kebumen, kami belajar menarima keadaan...
Tidak ada lagi hotel yang layak, semua full... "dah Pah kita nginep di hotel Pertamina aja..." kata si bungsu. Hotel Pertamina artinya nginep di pom bensin :D . Kalo diingat2 entah sudah berapa kali mudik kami selalu menginap di Hotel Pertamina :D :D ...

Akhirnya dapat juga hotel untuk sekedar meluruskan punggung dan memejamkan mata. Tapi, "mah lihat tuh atapnya kok bolong" tunjuk si bungsu ke langit2 kamar hotel.... ah cuekin aja ya dek, yang penting kita dan terutama papah sang supir andalan bisa tidur.

Dari kota yang disinggahi, kita belajar mencintai negri....
Betapa bangganya anak saya ketika bercerita, "tadi di sekolah ditanya sama bu guru, siapa yang tau nasi jamblang makanan khas dari daerah mana ? Hanya aku yang bisa jawab CIREBON !!"

..... Goresan pada kanvas putih yang bernama KAMPUNG HALAMAN itu adalah RINDU yang berwarna keemasan yang disebut ORANG TUA ....

"Mas jangan bilang aku pulang ke Semarang ya... aku mau buat kejutan untuk ibu" begitu kata adik ipar pada suami saya beberapa tahun lalu. Sebuah motor Vario memasuki halaman rumah mertua di Semarang. Waktu itu kami sekeluarga sedang duduk2 di teras. Sepasang suami istri yang lusuh, bau dan kelelahan, membuka helm... menyambut tangan bapak dan ibu mertua... memeluk mereka erat, lalu nyengir dan berlalu. "Ya Allah, De kenapa kamu paksain pulang ke Semarang ?? Bogor - Semarang itu jauhhhhh... berapa jam coba, belum kalo ada apa2 di jalan" ibu mertua saya terus berbicara tanpa henti.... meski begitu saya melihat dengan jelas pupil mata ibu mertua saya 4 kali lebih besar dari biasanya, tanda nyata orang yang sedang BAHAGIA.
ANAK LANANG PULANG !!

Selamat mudik bro and sist...

.... kehadiranmu dinantikan semilir angin, teduh pepohonan di kampung halaman dan senyum bahagia handai taulan ....

Mengutip iklan di tv yang beberapa hari ini berseliweran...
...... rasa rindu, adalah oleh2 terbaik bagi orang tua dari anak yang jauh di rantau ....
(Kurang lebih gitulah kata2nya :D )



Tuti Ismail
Read More