Saturday, September 30, 2017

Tuti Ismail

Kemenkeu Mengajar dan Jodoh Yang Nggak Kemana-mana



Kebaikan dalam kata-kata menghasilkan kepercayaan diri.
Kebaikan dalam berpikir menghasilkan kebesaran.
Kebaikan dalam memberi menghasil cinta.
                                          - Lao Tzu -


Kemenkeu Mengajar adalah program yang digagas oleh Kementerian Keuangan untuk berbagi pengetahuan kepada para generasi muda di penjuru nusantara mengenai pengelolaan keuangan negara dan bagaimana para insan keuangan ini berkontribusi di dalamnya.  Melibatkan sekitar 600 relawan dari seluruh unit eselon 1, kegiatan yang dilakukan sebagai salah satu rangkaian peringatan Hari Oeang ke-71 secara serentak  dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2016. Melibatkan  35 Sekolah Dasar (SD) acara ini diselenggarakan di enam kota besar, yaitu Jakarta,  Banda Aceh, Denpasar, Makassar,  Balikpapan dan Sorong. 

Setiap biaya yang ditimbulkan dari penyelenggaraab kegiatan ini,  sama sekali tidak dibebankan pada APBN.  Itu berarti setiap pegawai yang menjadi relawan tidak mendapatkan imbalan apapun,  baik dalam bentuk honorarium maupun Surat Perjalanan Dinas (SPD). 

Saya mendengar banyak kisah menarik beeputar-putar menyelimuti kegiatan tersebut, dan mungkin kisah ini akan segera menjadi salah satu kisah favoritnya. 

Adalah Rezky Yuniawan Riantono (27 th) atau yang akrab di panggil Rezky, pegawai Ditjen Pajak pada KPP Pratama Pontianak, salah satu relawan pengajar pada Kemenkeu Mengajar 1. 

Menempuh perjalanan satu kali transit pesawat dari Jakarta menuju Balikpapan tidak sanggup menyurutkan langkahnya. Sebagai punggawa keuangan yang bertugas mengumpulkan pundi-pundi untuk membangun negeri ini, ia merasa terpanggil untuk berbagi dan menebar inspirasi kepada adik-adik di Sekolah Dasar (SD). "Adik-adik kita itu, para generasi muda yang kelaknakan dititipkan bangsa ini. Mereka harus tahu dan faham jika lebih dari 75% sumber dana pembangunan berasal dari pajak. Termasuk dana untuk membangun dan menyelenggarakan pendidikan bagi mereka," begitu katanya saat itu. 

Pun demikian dengan Amirna Dewi Suryani (27 th), seorang gadis cantik nan periang kelahiran Jakarta. Seprofesi dengan Rezky,  Amirna juga salah satu pegawai di Ditjen Pajak tepatnya di KPP Madya Jakarta Timur.  Meskipun tidak saling mengenal sebelumnya,  tanpa sengaja mereka memilih memilih kota yang sama, Balikpapan untuk menjadi relawan pengajar. 
   
Sebelum melanjutkan kisah ini, tiba-tiba saya jadi teringat kembali pada acara Kick Andy (04/12/2011).  Pada saat itu tema yang diangkat adalah seputar kegiatan Indonesia Mengajar. Indonesia Mengajar adalah kegiatan serupa dengan Kemenkeu Mengajar yang melibatkan para relawan untuk menjadi pendidik pada SD di pelosok negeri. Perbedaan paling signifikan dari kedua kegiatan ini adalah pada jangka waktu pengabdian.  Indonesia Mengajar menghendaki para relawan untuk berbagi inspirasi selama satu tahun di lokasi yang telah ditetapkan. Ayu, seorang Pengajar Muda  (istilah untuk relawan Indonesia Mengajar)  yang bertugas di Halmahera Selatan karena program itu bertemu jodohnya Edwin, seorang pegawai pada Dinas Pendidikan Kota Halmahera Selatan. 

Ah jodoh, kamu memang juara ! Jodoh memang selalu menemukan jalannya untuk bertemu, terkadang harus mundur satu langkah atau bahkan merangkak-rangkak dan berlari mengejarnya. Kalau kamu pernah bermain ular tangga, kamu pasti paham dengan apa yang saya maksud.

Lupakan soal ular tangga.  Mari kembali ke Rezky dan Amirna yang kita tinggalkan di Kota Balikpapan. Tidak ada yang mengaku menjadi mak comblang buat mereka berdua, tidak dinding-dinding dan bangku-bangku di SD Negeri 12 Balikpapan, tidak juga koper yang tertinggal di Bandara Sepinggan Balikpapan. Mereka diam seribu basa. Sepertinya mereka telah bersekongkol. Hanya senyum merekah yang tersungging melihat dua orang yang  tak kuasa dibidik panah asmara. 

Secepat ayunan sumpit di tangan Mas Harry menangkap seekor lalat yang mondar mandir di atas mangkok mie ayam istrinya sore tadi di warung mie Bang Kadir, tepat 145 hari sejak pertemuan pertama di Balikpapan mereka mengucap janji untuk setia sehidup semati.
Meski pun saya sangat yakin bahwa balasan Allah SWT tidak melulu berupa jodoh,  dari kisah Rezky dan Amirna kiranya kita dapat melihat jika Allah SWT  berkehendak maka tidak sulit bagi-Nya membayar kontan perbuatan baik hamba-Nya, seketika sekaligus dan  nggak pake nawar-nawar.

Pada program Kemenkeu Mengajar II yang akan digelar tanggal 23 Oktober 2017, seperti ingin bernostalgia mereka kembali menjadi relawan pengajar. Kali ini di kota yang berbeda, di Kota Pontianak.

---

Belalang Sipit
Pontianak
01/10/2017


Tuti Ismail

About Tuti Ismail -

tax officer, a mother

4 comments

Write comments
September 30, 2017 at 9:05 PM delete

Memberi nuansa lain yang penuh romansa. Like this.
Edmalia.

Reply
avatar
Naomi
AUTHOR
September 30, 2017 at 9:54 PM delete

Jadi teringat mbak ijun menceritakan ini sebagai saksi mata. Hahaha. Koper, koper.. Konspirasi alam untuk mempertemukan kembali dua belahan jiwa yang terpisah.

Reply
avatar
Abah
AUTHOR
October 4, 2017 at 6:39 PM delete

Kalau saya dipertemukan di kegiatan Indonesia Mengajar. :D

Reply
avatar
October 13, 2017 at 5:57 AM delete

Waaahh ternyata ditulis di blog kisahku dan rezky wkwkwk makasih bu tutiii..kmrn jg ada yg minta ijin share kisah cinlok kami utk jadi motivasi relawan jomblo di KM balikpapan taun ini..
Eh tp mau ralat boleh ya..usia aku masih 26th..saya tidak setua mas rezky :D trus saya juga waktu itu ga bertugas di sd12..tp sd25..kita beda sekolah pas tugas..ketemunya bener2 cuma di hari terakhir sebelum pulang menuju bandara hehehe..
Tp its oke..sekali lagi makasih bu semoga tulisan ini jd hits dan aku ikutan hits *eh ngarep

Reply
avatar