Thursday, January 17, 2019

Tuti Ismail

Makanan di Tangga Stasiun


Saat ini di berbagai daerah memang sedang marak sedekah dengan menyediakan makanan dan minuman gratis. Makanan dan minuman disajikan di etalase.  Siapa pun dapat mengambil dan mengisinya kembali. Teman saya, Lukman, seorang pengusaha kuliner sukses di Pontianak bahkan mengikhlaskan salah satu kedai baksonya (kedai Bakso Rusuk Haji Tulus). Setiap hari di sana menyediakan makanan gratis bagi anak yatim piatu usia di bawah 15 tahun dan kaum dhuafa.  Seluruh keuntungan kedai itu juga disedekahkan bagi mereka.

Serupa tapi tak sama.

Sore ini kali ke kedua saya melihat makanan kucing di tangga Stasiun Rawa Buaya. Hari ini terasa kurang lengkap sebab kucingnya sendiri tidak ada. Mungkin karena sudah kekenyangan atau masih dalam perjalanan menuju stasiun. Entah lah.

Kira-kira sebulan lalu seturunnya saya dari kereta saya melihat seorang wanita muda berhenti di balik tembok dekat minimarket. Wanita itu merogoh tas ranselnya yang digendong di depan. Awalnya saya pikir dia akan mengeluarkan dompet dan hendak berbelanja di sana.  Namun saya keliru.  Dari dalam tasnya dia mengambil sesua.tu dan meletakkannya di atas tanah.  Seekor kucing yang menunggunya sedari tadi bergegas mendekat.

Saya mendekat, penasaran dengan yang dilakukkannya. Menyadari saya melihatnya sejak tadi wanita itu lantas pergi. Sepertinya perbuatan baiknya itu tidak ingin terlihat oleh siapa pun.

Betapa takjubnya saya ketika tahu yang batusan dia tabur  adalah makanan kucing kering.  Wanita muda tadi ternyata memberi makan kucing liar.

Sore ini entah apakah masih dilakukan oleh wanita  yang sama, saya melihat segenggam makanan kucing di tangga Stasiun Rawa Buaya.
Sungguh tidak pernah terbayangkan di jaman yang serba "nganu" masih ada orang sebaik mereka.

--
Belalang Sipit
17/01/2019

Tuti Ismail

About Tuti Ismail -

tax officer, a mother