Friday, July 22, 2016

Tuti Ismail

KEPAKKAN SAYAPMU


Dari sudut Kota Pontianak yang hangat saya untuk kesekian kalinya menbaca kembali novel Laskar Pelangi. Masih terpesona seperti ketika pertama kali mambacanya. Saya mungkin juga seperti kamu yang menggilai novel ini, bukan hanya lantaran ceritanya yang ciamik tapi juga karena latar belakang penulisan novel ini.

Niatan bermula dari seorang anak kecil yang duduk di kelas 3 SD Muhammadiyah di Gantong - Belitong Timur yang diam2 berjanji dalam hatinya akan menulis kisah perjuangan gurunya kala itu, Bu Muslimah. Andrea Hirata pada akhirnya menunaikan janjinya, menulis kisah itu, mencetak dan menjilidnya menjadi 11 buku lalu dipersembahkan pada gurunya tercinta dan pada sahabat2nya di grup Laskar Pelangi.

Pada suatu ketika seorang temannya yang tanpa sengaja membaca naskah novel tersebut dari laptop yang tertinggal di kamarnya, TERPESONA. Lantas tanpa sepengetahuan sang penulis naskah tersebut dikirimkan kepada Penerbit Bentang Pustaka. http://andrea-hirata.com
Lihatlah apa yang terjadi hingga hari ini hampir 10 tahun kemudian ....

MENAKJUBKAN !!!!

Sang penulis kini menjadi seorang milyarder, yang berturut2 dinobatkan sebagai pemenang Khatulistiwa Literary Award (KLA), BuchAward Jerman 2013, dan Honorary Doctor of Letters (Hon DLitt) dari Univ. Warwick 2015. Membangun dan mendanai satu2nya museum sastra di Indonesia yang terletak di kampung halamannya (Museum Kata Andrea Hirata) http://m.cnnindonesia.com/…/meresapi-makna-di-museum-kata-…/
Menggagas sekaligus membiayai Laskar Pelangi in Action suatu program sosial dan pendidikan bagi para pelajar di Belitong.
Belitong kota tercintanya pun kini kita kenal sebagai Negeri Laskar Pelangi dengan periwisata yang meningkat sampai 1800% sejak novel yang kemudian difilmkan itu dirilis http://m.detik.com/…/pariwisata-belitung-naik-1800-karena-f… . Jangan ditanya lagi pengaruhnya pada "gairah membaca" masyarakat, pada "mimpi" yang ditebar keseluruh negeri bahkan ke berbagai penjuru negara (saat ini novel telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan dipasarkan di 79 negara).

Thanx to kawan sang penulis (jangan tanya saya siapa namanya ya :D).... Hal kecil yang dilakukannya adalah perubahan dari keadaan awal yang bagaikan kepakan kupu2 di hutan belantara Brazil membawa perubahan besar hingga hari ini menjadi tornado dahsyat di Texas.

Efek kupu2 (butterfly effect) adalah istilah dalam Teori Chaos (Chaos Theory) yang ditemukan oleh seorang profesor ahli meteorologi bernama Edward Norton Lorenz (1962). Lorenz mencetak hasil percobaannya pada sehelai kertas dengan nilai awal sebuah angka dengan enam angka di belakang koma (....,506127). Untuk mempercepat hasil kerjanya ia membulatkan bilangan menjadi (....,506). Saat data angka diplot dalam kurva, ia menemukan hal yang mengejutkan. Kurva yang ia peroleh tidak sama dengan kurva sebelumnya. Dengan melakukan perubahan pada nilai awal beberapa kali ia menemukan kurva yang sebelumnya berhimpitan lambat laun menyimpang dari seharusnya dan membentuk pola seperti sayap kupu2. Dari sini lah Teori Chaos berasal... sebuah sistem matematis yang peka terhadap perubahan awal, atau sedikit perubahan awal pada sistem dapat mengubah kondisi keseluruhan sistem tersebut secara dramatis. Dalam ceramahnya pada pertemuan ke-139 American Association for the Advancement of Science tahun 1972 istilah butterfly effect ini dipopulerkan (Does the flap of a butterfly's wing in Brazil set off a tornado in Texas?) https://id.m.wikipedia.org/wiki/Efek_kupu-kupu

Kepakan sayap kupu2 secara teori menyebabkan perubahan2 sangat kecil dalam atmosfir bumi yang akhirnya mengubah jalur angin tornado atau menunda, mempercepat bahkan mencegah terjadinya tornado di tempat lain. Kepakan sayap ini merujuk pada perubahan kecil dari kondisi awal suatu sistem yang mengakibatkan rangkaian peristiwa kepada perubahan skala besar (bandingkan perbedaannya dengan efek domino). Jikalau kupu2 itu tidak mengepakkan sayapnya, trayektori sistem tersebut akan berbeda jauh.

Kupu2 tidak menyebabkan angin tornado. Kepakan sayapnya adalah bagian dari kondisi menghasilkan tornado, sedangkan himpunan kondisi lainnya tidak. Mungkin saja himpunan kondisi yang tidak melibatkan kepakan sayap kupu2 menjadi penyebab tornado.

Teringat saya pada pidato Presiden Jokowi saat kick off Amnesti Pajak tanggal 1 Juli 2016 kemaren, pada tujuan besar dibalik program Amnesti Pajak.... pada rasa "gemes" tak tertanggungkan atas kenyataan banyaknya rakyat Indonesia yang lebih suka menyimpan dananya di luar negeri ketimbang di negeri sendiri.... pada harapan besar dapat membiayai sendiri pembangunan negeri.... "tax amnesti ini untuk kepentingan bangsa, bukan kepentingan koruptor apalagi pencucian uang. Semata mata untuk kepentingan bangsa dan negara, agar kita dapat membiayai sendiri pembangunan bangsa. Tax amnesti ini akan saya awasi sendiri dengan cara saya... akan saya cek, cek lagi... cek lagi... cek lagi" kurang lebih begitu penggalan pidato belio yang saya ingat (kurleb ya.... :D ) http://www.thejakartapost.com/…/jokowi-kicks-off-tax-amnest…
https://m.tempo.co/…/di-depan-2-700-pengusaha-jokowi-tax-am…

Kadang kala kita, saya dan mungkin kamu seringkali berfikir bahwa perbuatan (perubahan) kecil yang kita lakukan dalam hidup kita tidak akan memberikan perubahan apapun pada masa depan bangsa. Perbuatan kecil dalam hidup kita sejatinya bagaikan kepakan sayap kupu2 di hutan belantara Brazil yang dapat berarti besar bahkan dalam sejarah dunia.

Perbuatan kecil ketika kamu menshare, meretweet, atau merepath publikasi terkait Amnesti Pajak yang mampir dalam laman medsosmu, membicarakan tentang Amnesti Pajak di arisan keluarga atau pada kenalan baru di pesawat, bis atau kereta, bahkan langkah kaki dan senyum manis OB di kantor yang mengantar makan siang untuk satgas Amnesti Pajak bagaikan kepakan kupu2 yang berkumpul secara random yang bisa jadi memberi perubahan besar bagi program ini ataupun bagi bangsanya ke depan bagai dahsyatnya tornado.

Maka jangan lagi ditanya apakah uang tebusan 1 juta rupiah dari harta yang selama ini kamu simpan rapat2 dalam lemari besi tak berkunci yang baru kamu ungkap pada Amnesti Pajak kali ini akan membawa pengaruh bagi program ini, bagi kemajuan bangsa ini..... please, jangan lagi....

..... sebab dari sayap indahmu yang kau kepakkan hari ini, di belahan bumi tepat di bawah terik matahari pada garis bumi yang saya pijak hari ini akan terbentang rangkaian rel kereta api....

---- kita pasti tak dapat mengubah masa lalu, tapi percayalah bahwa kita bisa mengubah masa depan dengan memperbiki masa kini ----


#‎Kepakkansayapmu‬


22 Juli 2016
Dari sudut kota Pontianak yang hangat
Tuti Ismail




Tuti Ismail

About Tuti Ismail -

tax officer, a mother