Saturday, July 23, 2016

Tuti Ismail

LAWANG SEWU, HATIKU PADAMU

Lawang Sewu

Kemegahan lawang sewu adalah kemegahan Semarang. CETAR TIADA TARA !!! Gedung yang berada di jalan Pemuda, Semarang ini berada pada lokasi yang sangat strategis.... berseberangan dengan monumen perjuangan Tugu Pemuda (potret kisah heroik pejuang Indonesia diabadikan disini).

Gedung yang didesign oleh arsitektur Belanda yaitu Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J. Ouendag ini dibangun pada tahun 1904 - 1907 (bangunan utama) sebagai Het Hoofdkantoor van de Nederlandsch Indische Spoorweg Maatscappij (NIS) kantor pusat perusahaan kereta api swasta milik Belanda. NIS perupakan perusahaan yang membangun jalur kereta api pertama kali yang menghubungkan Semarang dengan Vorstenlanden. (Semarang dan Yogyakarta) dengan jalur Semarang - Tanggung yaitu pada tahun. 1867. 

Ih ternyata kata "kantor" dalam Bahasa Indonesia dan "sepur" dalam Bahasa Jawa adalah asimilasi dari Bahasa Belanda ya... baru tau saya :D 

Rahasia kekokohan bangunan disamping terletak pada arsitekturnya yang ciamik juga dari pemilihan bahan bangunan yang sangat cermat. Lihatlah contoh batu bata yang digunakan (at musium) beda banget dari batu bata yang biasa kita lihat. Belum lagi pada bahan bangunan yang digunakan sebagai perekat batu bata (campuran bligon) yang merupakan komposisi dari ... campuran dari bata merah, pasir pasang dan kapur bakar. 

Denah Lawang Sewu
Bahan pelindung kayu yang digunakan pun sangat unik, campuran dari bakau rajangan, pelepah pisang, sirlak dan cengkeh... menurut Bapak pemandu wisata yang mendampingi kami waktu itu dengan sedikit campuran minyak tanah bahan pelindung kayu ini bakal tambah joss !! ‪#‎iya‬ deh pak :D 

Saya merasakan sentuhan seni yang sangat kental di gedung ini, lihat saja aplikasi batu bata berglazur pada dinding di sudut2 ruangan.... atau pada kaca patri (kaca inlay) bergambar wanita berbaju merah dengan api di tangan dan wanita berbaju biru dengan tangan memegang kendi air karya seniman Belanda J.L. Schouten dari studio seni kaca inlay T. Prinsenhof di Dalf 

http://www.kacainlay.com/…/makna-di-balik-relief-kaca-inlay… 
kaca inlay
Lalu nama Lawang Sewu berasal dari mana ya ???
Nama lawang sewu dalam bahasa jawa yang berarti pintu seribu berasal dari JUMLAH LIPATAN DAUN PINTU yang dari seluruh ruangan pada gedung tersebut, jadi bukan jumlah pintunya ya... pada satu pintu terdapat 6 lipatan daun pintu (pintu dorong dan pintu biasa). ‪#‎jadi‬ gitu ya... :D

lipatan pintu berjumlah 1000 di lawang sewu
Yang unik dari gedung lawang sewu bukan hanya itu.... cobalah melihat pada ruangan di gedung tersebut... pintunya lurus berjajar seperti gerbong kereta, begitu pula lorong yang menghubungkan antara satu ruangan dengan ruangan yang lain.... (ruangan ini dulu digunakan sebagai ruang kerja) 

Ssstttt saya kasih tau ya.... jejeran lipatan pintu dan bagian gedung yang ini adalah angle yang paling cantik buat kamu foto atau selfi .... :D 

pintu bagai lorong
Dari lantai 2 Gedung B saya melempar pandangan ke luar.... sebuah pohon mangga besar berusia +/- 95 tahun tumbuh tegak di halaman di tengah gedung (kompleks berbentuk O), rimbun sangat... 

Melangkah ke ruang besar (ballroom) yang biasa digunakan sebagai ruangan untuk dansa dansi para menir Belanda ... ruangan luas dengan langit2 yang tinggi. Yang keren adalah deretan jendela pada ruangan ini.yang membuka ke atas bukan ke bawah seperti jendela yang biasa kita lihat. Gunanya adalah agar sirkulasi udara masuk dari bawah ke atas ditambah dari segi keamanan pun baik sekali... coba bayangkan gimana caranya maling bisa masuk... repot banget pastinya !! Hehehe 

Ballroom
Pada Gedung B yang dibangun tahun 1916 - 1918 di sisi kanan bangunan utama terdapat "bangker". Tidak percaya ?? Coba saja hentakkan kaki di lantai traso pada gedung ini... dung dung dung suara ruangan berongga.... Maksud dari "bangker" ini disamping sebagai tempat persediaan air juga sebagai pendingin ruangan. "Bangker" ini dapat juga kita lihat dari atas namun saat itu tidak dapat dimasukin karena tangganya tidak ada.... saya coba senter ke dalam "bangker" gelap tersebut... banyak sekali uang logam yang dilemparkan para pengunjung, entah apa maksudnya ... mungkin dikira celengan kali ya hahaha

Bangker
Melangkah ke luar gedung hari sudah hampir gelap... matahari terbenam di barat dan lampu2 pada Lawang Sewu sudah dinyalakan... loko Kereta Api dan monumen makam korban yang meninggal pada perang lima hari di Semarang di depan gedung menambah keeksotisan gedung ini ... romantis .... sungguh ini cantik luar biasa... (saran saya datanglah kala sore hari begini ke sini... ) 

Belakangan di Lawang Sewu semakin malam jutru semakin ramai, kabarnya cerita mistis yang beredar mengenai gedung inilah yang menjadi daya tarik para pengunjung... iya juga sih saya lihat makin sore semakin ramai saja disini. 

Wihhhhh... sudah gelap aja nih... meski pada gedung ini menyediakan mushala untuk para pengunjung melakukan shalat tapi ketika adzan maghrib berkumandang kami lebih memilih untuk pulang .... 

.... lelah tapi senang ... senang tapi lelah ... cantik tapi bau... kucel tapi ganteng ‪#‎plehhh‬ ah.... 




Tuti Ismail

Tuti Ismail

About Tuti Ismail -

tax officer, a mother