Saturday, July 23, 2016

Tuti Ismail

MASJID DI BIBIR KAPUAS



Masjid Baitul Makmur


Masjid persis dibibir Sungai Kapuas ini kabarnya adalah masjid tertua kedua di Kota Pontianak. Tepatnya terletak di jalan Imam Bonjol Gang Ramadhan, kelurahan Bansir Laut, Pontianak Selatan. Masjid yang awalnya surau ini didirikan oleh Syekh Umar bin Ahmad Al Ba-nashir. Beliau adalah seorang Qadi yaitu seorang yang memiliki ilmu agama serta kewibawaan yang sangat tinggi.
Dari sebuah surau lantas berkembang menjadi masjid (5 Mei 1941) yang dikenal sebagai Masjid Baitul Makmur. Letak masjid berada di seberang Masjid Jami Sultan Abdurrahman Alkadrie (masjid di kompleks Kesultanan Kadriah).
Seperti halnya Masjid Jami, Masjid Baitul Makmur juga terbuat dari kayu besi atau kayu belian dengan model rumah panggung khas melayu. Dengan cat khas melayu hijau dan kuning, masjid ini terkesan sangat anggun. Bagian luar masjid yang dibiarkan terbuka seperti teras depan rumah menyebabkan siapapun akan betah berlama2 berada di masjid ini. Apalagi dengan pemandangan lepas ke arah Kapuas. Pantas saja pada saat saya dan kawan2 berkunjung ada juga musafir yang sedang berkunjung. "Saya sering kesini, disini enak... pemandangan lepas, damai rasanya" kata seorang bapak yang saya lupa namanya di teras masjid waktu itu. Apalagi di bulan Ramadhan begini, angin sepoi2 dan anak2 yang asik ngabuburit sambil berenang di sungai membuat waktu rasanya cepat berlalu. Seorang bapak saya lihat sedang khusuk memanjakan matanya yang mulai rabun dengan membuka2 Al Qur'an dalam ukuran besar. Ah saya nggak berani mendekat... padahal ingin sekali, siapa tahu beliau tahu banyak soal sejarah masjid ini.
Saya cukup beruntung kala itu. Seorang marbot masjid yang lagi2 saya lupa menanyakan an namanya bersusah payah menunjelaskan, mengingat usianya sudah sangat tua, jadi untuk menghindari terjadinya ketusakan tiang2 pada masjid dilapisi dengan keramik. Beliau juga menunjukkan bukti keberadaan Syekh Umar bin Ahmad Al Ba-nashir, yaitu berupa nisan makam belio. Nisan ini terbuat dari kayu besi, dibawa langsung dari makam Syekh Umar di kompleks makam Kesultanan Pontianak di Batu Layang sebagai kenang2an bagi keluarga. Tertulis dalam nisan tanggal wafatnya Syekh Umar bin Ahmad Al Ba-nashir yaitu 19 Jumadil akhir 1227 H atau 1773 M (dua tahun berselang setelah berdirinya Kota Pontianak pada tahun 1771 M).
Sepeninggal Syekh Umar bin Ahmad Al Ba-nashir kemudian surau ini dikembangkan oleh anak belio Syekh Ahmad bin Umar Bansir. Kemudian surau ini dinamakan Surau Kampong Bansir (berasal dari nama syekh... Ba-nashir dilafaskan menjadi Bansir).
Tidak hanya masjid yang menggunakan nama belio, Syekh Umar bin Ahmad Al Ba-nashir tapi perkampungan di sekitar masjid tersebut juga dikenal sebagai Kampung Bansir (Kelurahan Bansir Laut). Baru pada tahun 1968 - 1969, Masjid Kampong Bansir diubah namanya menjadi Masjid Baitul Makmur.
Melihat masjid tua ini saya jadi rindu pada masa kecil dulu.... pada kehangatan dalam kesederhanaan.... pada pelukan kampung halaman.... akankah masa itu juga merinduku ??? Semoga....
Sumber lain : https://pontianakheritage.wordpress.com/…/mesjid-baitul-ma…/

‪#‎Ramadhandirantau‬
‪#‎Masjidtuapontianak‬
‪#‎Ngabuburitasik‬

Tuti Ismail

About Tuti Ismail -

tax officer, a mother